MAKALAH
KESALAHAN BERBAHASA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia
Dosen
pengampu : Feylosofia Putri
Agry, M.Pd
Disusun
oleh :
Abdul Aziz (1401415322)
Rombel 4D
PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016/2017
PRAKARTA
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, kami
mengucapkan terimakasih kepada Dosen
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Tak lupa pula ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah banyak membantu, memberikan saran serta pertimbangan dalam penyusunan
makalah ini sehingga kami dapat meyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Seperti pepatah mengatakan tak ada
gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Tegal,
2 Juni 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................
i
PRAKARTA
............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................. iii
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan
Rumusan Masalah...................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kesalahan Berbahasa........................................... 3
B. Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar ............................... 4
C. Kategori
Kesalahan Berbahasa.............................................. 5
D. Sumber
Kesalahan Berbahasa................................................ 7
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan
............................................................................... 11
B. Saran
..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu milik manusia yang tidak
pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sebagai makhluk yang
berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai
oleh bahasa. Salah satu kegiatan manusia yang setiap hari dilakukan adalah
berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi, bahasa memiliki peranan penting
untuk menyampaikan berita.Untuk menyampaikan berita (pesan, amanat, ide, dan
pikiran) dibutuhkan bahasa yang singkat, jelas, dan padat. Fungsinya adalah
agar segala sesuatu yang disampaikan mudah dimengerti. Namun, dalam menggunakan
bahasa tersebut masyarakat masih belum berbahasa sesuai dengan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Dengan makalah Kesalahan
Berbahasaini, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan
benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang memenuhi
faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa
Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Kesalahan Berbahasa?
2. Bagaimanakah
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar?
3. Apa
saja Kategori Kesalahan Berbahasa?
4. Apa
saja Sumber Kesalahan Berbahasa?
C.
Tujuan
Masalah
1. Menjelaskan
tentang pengertian Kesalahan Berbahasa
2. Menjelaskan
tentang Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
3. Menjelaskan
tentang Kategori Kesalahan Berbahasa
4. Menjelaskan
tentang Sumber Kesalahan Berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa itu bisa
terjadi disebabkan oleh kemampuan pemahaman siswa atau pembelajar bahasa.
Artinya, siswa memang belum memahami sistem bahasa yang digunakan. Kesalahan
biasanya terjadi secara sistematis. Kesalahan jenis ini dapat berlangsung lama
bila tidak diperbaiki. Perbaikannya biasanya dilakukan oleh guru. Misalnya,
melalui pengajaran remidial, pelatihan, praktik, dan sebagainya. Kadangkala
sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa
akan sistem bahasa yang sedang dipelajari. Bila tahap pemahaman siswa akan sistem
bahasa yang dipelajari ternyata kurang, kesalahan akan sering terjadi.
Kesalahan akan berkurang bila tahap pemahamannya semakin baik. Pengertian
Kealahan Berbahasa menurut para ahli
a. Crystal
(dalam Pateda,1989:32), analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk
mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara
sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa
kedua atau bahasa asing dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur
berdasarkan linguistik.
b. Tarigan
(1990:68), analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang
digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan
data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan
kesalahan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan
penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu.
c. Corder, kesalahan berbahasa adalah
pelanggaran terhadap kode bahasa (breanchas of code). Pelanggaran
terhadap kode ini bukanlah hal yang bersifat fisik semata-mata, melainkan
merupakan tanda akan kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap
kode.
Berdasarkan
berbagai pendapat tentang pengertian kesalahan berbahasa dapat disimpulkan
bahwa kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang
meliputi kata, kalimat, paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa
Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan
sebagaimana dinyatakan dalam buku “Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan”.
B.
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
1.
Bahasa Indonesia yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah
bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang
berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di
pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa
Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam
situasi resmi, seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam
pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi, yang selalu
memperhatikan norma bahasa.
2.
Bahasa Indonesia yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah
bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah atau aturan bahasa
Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan,
kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf,
dan kaidah penataan penalaran. Jika ejaan digunakan dengan cermat, kaidah
pembentukan kata diperhatikan dengan saksama, dan penataan penalaran ditaati
dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika
kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap
tidak benar.
3.
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan
benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan
yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pemakaian
lafal daerah, seperti lafal bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Batak dalam berbahasa
Indonesia pada situasi resmi sebaiknya dikurangi. Kata memuaskan yang
diucapkan memuasken bukanlah lafal bahasa Indonesia.
C.
Kategori
Kesalahan Berbahasa
Kesalahan
berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik(kebahasaan). Ada
kesalahan yang terjadi dalam fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan
semantik. Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa
pertama(B1) terhadap bahasa kedua(B2). Kesalahan berbahasa yang paling umum
terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan
kaidah (struktur) bahasa pertama(B1) dengan bahasa kedua(B2). Selain itu
kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau intervensi B1 pada B2.
Dalam pengajar bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya: kurikulum, guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar, serta cara
pengajar bahasa yang kurang tepat (tarigan,1997).
Taksonomi
kesalahan berbahasa itu, menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut:
1. Taksonomi kategori linguistik
membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan konsisten bahasa.
Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan
menjadi:
a. Kesalahan tataran fonologi
b. Kesalahan tataran morfologi dan
sintaksis
c. Kesalahan tataran semantik dan kata
d. Kesalahan tataran wacana;
Berdasarkan konsisten bahasa, kesalahan terjadi pada tataran
pengunaan unsur-unsur bahasa ketika dihubungkan dengan unsur bahasa lain dalam
satu bahasa. Misalnya frase dan klausa dalam tataran sintaksis atu
morfem-morfem gramatikal dalam tataran morfologi.
2.
Taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan
kepada penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran bahasa
kedua(B2). Pendeskripsian kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan atau
dihubungkan dengan proses konigtif pada saat anak (siswa) memproduksi
(merekonstruksi) bahasanya.
Dalam kategori strategi performasi,
tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4(empat) kesalahan. Berikut
adalah keempat kesalahan kategori strategi performasi:
a. Penanggalan (omission), penutur
bahasa menanggalkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam
suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau
kalimat.
b. Penambahan (addition), penutur
bahasa menambahkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan
dalam satu frase atau kalimat.
c. Kesalahan bentukan (misfromation),
penutur membentuk suatu frase atau kalimat yang tidak sesuai kaidah
bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase atau kalimat menjadi salah
(penyimpangan) kaidah bahasa.
d. Kesalahan urutan (misordering),
penutur menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi
frase atau kalimat di laur kaidah bahasa itu. Akibatnya frase atau kalimat itu
menyimpang dari kaidah bahasa.
3. Taksonomi komparatif, kesalahan
dibedakan menjadi 3(tiga) tataran kesalahan yaitu :
a. Kesalahan interingual disebut juga
kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh
bahsa pertama(B1) terhadap bahasa kedua.
b. Kesalahan intralingual adalah
kesalahan akibat perkembangan kesalahan berbahasa bersumber dari penguasaan
bahasa kedua (B2) yang belum memadai. Kesalahan ambigu adalah kesalahan
berbahasa yang merefleksikan kesalahan interingual dan intralingual. Kesalahan
ini diakibatkan kesalahan interlingual dan intralingual.
c. Kesalahan unik adalah kesalahan
bahasa yang tidak dapat dideskripsikan berdasarkan tataran kesalahan
interlingual dan intralingual. Kesalahan ini tidak dapat dilacak dari B1 maupun
B2. Misalnya: anak kecil yang mulai belajar berbicara dalam satu bahasa, tidak
sedikit tuturan (kata frase atau kailmat) yang tidak dapat dijelaskan dari B1
maupun B2.
4. Taksonomi kategori efek komunikasi ,
kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi :
a. Kesalahan lokal adalah kesalahan
konstruksi kalimat yang ditanggalkan (dihilangkan) salah satu unsurnya.
Akibatnya proses komunikasi terganggu. Misalnya : penutur menggunakan kalimat
atau tuturan janggal atau “nyeleneh” saat berkomunikasi.
b. Kesalahan bahasa global adalah
tataran kesalahan bahasa yang menyebabkan seluruh tututran atau isi yang
dipesankan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, menjadi tidak dapat
dipahami. Akibat frase ataupun kalimat yang digunakan oleh penutur berada
diluar kaidah bahasa manapun baik B1 maupun B2.
Dalam
konteks ini sumber kesalahan itu adalah pergunakanlah bahasa indonesia yang
baik dan benar kemudian dihubungkan dengan pembelajaran bahasa indonesia di
sekolah, itulah sumber yang utama untuk analisis kesalahan bahasa dalam sajian
ini. Penyimpangan bahasa yang diukur berada pada tataran (wilayah) fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik dan wacana yang dihubungkan dengan faktor-faktor
penentu dalam komunikasi.
1.
Analisis Kesalahan
Fonologi
Fonologi
merupakan salah satu cabang dalam ilmu bahasa yang membahas bunyi bahasa yang
digunakan dalam proses berkomunikasi dengan orang lain. Bunyi bahasa yang
dimaksud meliputi bunyi vokal, seperti: a, i, u, e, o, e, bunyi konsonan
seperti: k, l, m, dan sebagainya, dan bunyi diftong seperti: au, o, dan ai.
Kaitannya
dengan analisis kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, Tarigan dan
Suliastianingsih (1998) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa dalam bidang
fonologi meliputi perubahan pengucapan fonem, penghilangan fonem, penambahan
fonem, dan perubahan bunyi diftong menjadi bunyi tunggal atau fonem tunggal.
2.
Analisis Kesalahan Morfologi
Morfologi
adalah ilmu bahasa yang mebicarakan morfem dan bagaimana morfem itu dibentuk
menjadi sebuah kata”. Morfem terbagi atas tiga macam yaitu morfem bebas seperti
makan, minum, dan lain-lain, morfem terikat seperti ber-ber, -kan, dan
lain sebagainya, morfem unik, misalnya juang, tawa, dan sebagainya.
Kaitannya dengan
keperluan analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi, menurut Badudu
(1982), Tarigan dan Sulistyaningsih (1979) terbagi atas tiga kelompok yaitu :
a.
Kesalahan Bidang Afiksasi
b.
Kesalahan morfologi
segi reduplikasi
c.
Kesalahan Morfologi segi proses pemajemukan
3. Analisis Kesalahan Sintaksis
Sintaksis adalah salah
satu cabang dari tatabahasa yang membicarakan struktur kalimat, klausa, dan
frasa. Frasa adalah satuan tatabahasa yang tidak melampaui batas fungsi subjek
atau predikat (Ramlan, 1978). Klausa adalah satuan bentuk linguistik yang
terdiri atas subjek dan predikat. Sedangkan kalimat merupakan satuan bahasa
yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara
aktual dan potensial terdiri dari klausa, misalnya saya makan nasi.
Kaitannya dengan hal
tersebut, Tarigan dan Sulistyaningsih (1979) dan Semi (1990) mengemukakan bahwa
kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis meliputi: kesalahan frasa, kesalahan
klausa, dan kesalahan kalimat.
4. Analisis Kesalahan Semantik
Semantik adalah salah
satu cabang ilmu bahasa yang menyelidiki seluk beluk makna suatu kata dan
perkembangan maknanya secara berkesinambungan .
Sehubungan dengan
analisis kesalahan berbahasa yang berkaitan dengan bidang semantik, Badudu
(1982) Tarigan dan Sulistyaningsih (1979) mengemukakan kesalahan berbahasa yang
mungkin terjadi di bidang semantik, adalah seperti berikut:
a. Adanya
penerapan gejala hiperkoret
Gejala hiperkoret
adalah suatu bentuk yang sudah betul lalu dibetul-betulkan ahli akhirnya
menjadi salah. Misalnya:
1) /sy/
diganti dengan /s/ atau sebaliknya
Syarat dijadikan sarat ’
atau sebaliknya, padahal kedua kata itu masing-masing mempunyai arti yang
berbeda. Syarat ‘ketentuan/aturan’ sarat ‘penuh’.
Contoh dalam kalimat:
-
Kita harus mengikuti
syarat itu.
-
Perahu itu sarat muatan.
Syah dijadikan sah atau
sebaliknya, padahal kedua kata tersebut masing-masing mempunyai makna yang
berbeda. Syah ‘raja’ sedangkan sah ’sesuai dengan aturan’. Jadi,
tak dapat dipertukarkan penggunaannya, contoh:
-
Tahun depan akan
dinobatkan sebagai Syah Iran.
-
Belum sah sebagai mahasiswa
S1.
2) /E/
diganti /e/
Kata dekan diganti
menjadi dEkan, padahal kedua kata itu berbeda maknanya, dEkan ‘pimpinan
fakultas’, sedang dekan ‘ulat’.
-
Adikku menjadi dEkan
FIP UNM.
-
Pepaya itu banyak
dekannya.
b.
Gejala pleonasme
Yang dimaksudkan
gejalan pleonasme adalah suatu penggunaan unsur-unsur bahasa secara
berlebihan, misalnya,
-
Lukisanmu sangat indah
sekali
seharusnya
Lukisanmu sangat indah atau indah sekali
-
Dia bekerja demi untuk
keluarganya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesalahan berbahasa Indonesia adalah
pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi kata, kalimat, paragraf yang
menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan
tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku “Ejaan
Bahasa Indonesia yang disempurnakan”.
Kesalahan
berbahasa yang relatif dilakukan dalam proses berkomunikasi dengan orang lain,
antara lain dapat disebabkan dari segi fonologi dan morfologi. Kesalahan dalam
bidang morfologi relative dalam bentuk afiksasi, proses reduplikasi, dan proses
pemajemukan.
Kesalahan
yang relatif sering terjadi dalam bidang sintaksis adalah sebagai berikut.
1.
Dalam segi frasa,
2.
Dalam segi klausa,
3.
Dari segi kalimat,
Adapun
kesalahan dalam bidang semantik disebabkan pertama adanya adanya
penerapan gejala hiperkoret dalam penyusunan kalimat seperti penggantian /E/
menjadi /e/, penggantian fonem /sy/ menjadi /s/, kedua adanya
penerapan gejala pleonasme dalam penyusunan kalimat.
B. Saran
Untuk
meminimalkan kesalahan berbahasa dalam karangan, hal-hal yang dapat dilakukan
guru, siswa, maupun sekolah antara lain :
1.
Siswa hendaknya
memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasanya, aktif bertanya kepada guru
jika mengalami kesulitan, dan sering berlatih menulis.
2.
Guru hendaknya
memberikan pengetahuan tentang kaidah bahasa kepada siswa di setiap proses
pembelajaran menulis, menggunakan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis,
dan senantiasa memperluas kosa kata dan memberi contoh terkait dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun
tertulis.
3.
Pihak sekolah hendaknya
berkenan melengkapi sumber pustaka terkait yang memadai seperti buku-buku
seputar karang-mengarang, EYD, media massa, dan sebagainya. Selain itu, pihak
sekolah dalam setiap menerbitkan pengumuman maupun surat-surat lain di sekolah
sebaiknya juga tetap menerapkan dan memperhatikan penulisan yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa pihak sekolah pun juga
bertanggung jawab terhadap pembinaan bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana,Leo Indra dkk. 2001. Analisis
Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran
Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa
Samsuri. 1983.
Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Supriyadi. 1986. Analisis Kesalahan
Berbahasa. Jakarta: Karunika.
Alwi, Hasan, dkk. 1996. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Poerwodarminto, W J S. 1876. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur
Berpikir dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudaryanto. 1993. Metode Linguistik.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar