
LAPORAN
KAJIAN LAPANGAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS
DI SD RANDUGUNTING 7
Laporan observasi ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Kelas
Dosen
Pengampu : Dra. Umi Setijowati M.Pd
Disusun Oleh :
Anisatul Mahmudah (1401415187)
Laras Ayuningtyas (1401415365)
Rina Mazlinda (1401415450)
Abdul Aziz (1401415322)
Angga Ramadhani (1401415455)
Oktavianti Indah N. (1401415461)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2017
PRAKATA
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya,
Penulis berhasil menyelesaikan laporan kajian lapangan yang berjudul “Implementasi Pendekatan Menejemen
Kelas di SD”. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Manajemen Kelas di jurusan S1 PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlibat selama kegiatan kajian lapangan ini dilaksanakan, diantarannya:
1.
Dra Umi
Setijowati, M.Pd,
selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas.
2.
Ibu Sri Hartati, S.Pd selaku Kepala SD
Randugunting 7
3.
Ibu
Siti
Maslikah selaku Wali Kelas II.
4.
Ibu
Maghfiroh selaku Wali Kelas IV.
Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan observasi ini.
Harapan penulis semoga laporan observasi ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sebagai sumbangan pengetahuan.
Tegal, 27 Juni 2017
Penulis
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelas merupakan tempat yang dihuni
oleh sekelompok manusia dengan berbagai latar belakang, karakter, kepribadian,
tingkah laku, dan emosi yang berbeda beda. Karena itu dalam upaya mengelola
diperlukan banyak hal guna mempermudah tugas manajemen itu sendiri. Masalah
utama dalam upaya mengelola kelas adalah siswa itu sendiri. Artinya pengelolaan
kelas dilakukan tidak lain untuk meningkatkan dan mempertahankan gairah
siswa dalam belajar baik secara berkelompok maupun secara individual.
Guru adalah tenaga profesional. Guru
berperan sebagai pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan
pendekatan manajemen kelas. Guru perlu menyadari bahwa peranannya adalah sebagai menejerial aktifitas yang
harus bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan menejemen kelas. Guru
harus memiliki, memahami, dan terampl dalam menggunakan bermacam-macam
pendekatan dalam menejemen kelas. Dalam hal ini, guru untuk terampil memilih
dan memadukan pendekatan yang dianggapnya dapat menangani kasus menejemen kelas
yang tepat dengan masalah yang dihadapinya.
Pengelolaan kelas dipandang sebagai
salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di
antaranya mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim
sosio-emosional dan mengelola proses kelompok. Aktivitas pengelolaan yang
dilakukan oleh guru dalam rangka menciptakan kondisi yang optimal agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dapat berupa tindakan pencegahan
atau perbaikan. Laporan ini secara singkat akan menjelaskan tentang
Implementasi Pendekatan Manajemen Kelas dalam meningkatkan mutu pendidikan di
SD.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan di bahas dalam
laporan kajian lapangan ini adalah:
1.
Apa yang dimaksud menejemen kelas ?
2.
Apa yang
dimaksud pendekatan manajemen kelas ?
3.
Bagaimana Kondisi dan situasi pembelajaran pada kelas rendah (kelas II) dan Kelas tinggi (kelas IV) di SD
Negeri Randugunting 7 ?
4.
Apa
permasalahan pendekatan manajemen kelas ?
5.
Bagaimana hasil observasi mengenai pendekatan manajemen kelas?
C.
Tujuan Penulisan
Kegiatan Kajian Lapangan ini bertujuan:
1. Untuk
melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Kelas.
2. Untuk bahan
bacaan bagi pembaca.
3.
Untuk memberikan informasi tentang kondisi manajemen kelas rendah (kelas II) dan kelas tinggi (kelas IV) SD Negeri Randugunting 7.
D.
Manfaat Penulisan
1.
Bagi Penulis
dan Mahasiswa PGSD
Penulis dapat mengetahui penerapan
pendekatan di SD dan mengetahui pendekatan apa saja yang sering digunakan
tentunya yang memberikan perubahan bagi peserta didik.
2.
Bagi Pembaca
Sebagai media referensi dalam mengerjakan tugas dalam pembelajaran dan
memperkaya wawasan tentang pendekatan yang dilakukan dalam manajemen kelas
E.
Metodologi Kajian Lapangan
1.
Pelaksanaan Kajian Lapangan
Kegiatan kajian lapangan kebudayaan ini dilaksanakan secara berkelompok
guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural.
a.
Objek Pengamatan
Objek yang dijadikan pengamatan oleh observer
adalah guru yang menggunakan pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang di
terapkan pada peserta didik sekolah dasar di kelas rendah dan kelas tinggi
serta faktor yang menyebabkan pengunaanya pendekatan-pendekatan tersebut.
b.
Tempat Kajian Lapangan
Tempat utama
yang dijadikan sebagai objek kajian lapangan adalah guru, peserta didik, dan
situasi dan kondisi ruang di kelas 2 dan kelas 4 SD N Randugunting 07. Diamati oleh observer guna mencari data yang valid. Tempat yang diamati observer adalah Sekolah Dasar Di Randugunting.
Nama Sekolah : SD Negeri
randugunting 7
N.P.S.N. : 20329802
Alamat : Jl.Ketilang No.59,RT/RW
8/1, Randugunting, Kec.Tegal Selatan, Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah.
Telp :0283359243
Kepala Sekolah : Ibu Sri Hartati, S.Pd
Wali Kelas II : Ibu Siti Maslikah S.Pd.
Wali Kelas IV : Ibu Ifa Maghfiroh, S.Pd
c.
Tanggal Pelaksanaan Kajian Lapangan
No
|
Hari/Tanggal
|
Keterangan
|
1
|
Rabu, 3 Mei 2017
|
Merancang segala keperluan observasi
|
2
|
Rabu, 10 Mei 2017
|
Permohonan izin untuk observasi
|
3
|
Rabu, 17 Mei 2017
|
Melakukan wawancara dengan guru
|
4
|
Rabu, 24 Mei 2017
|
Melakukan pengamatan pembelajaran
|
5
|
Rabu, 25 Mei - Selesai
|
Pembuatan laporan
|
d. Sumber
Pengumpulan Data
Sumber yang digunakan observer dalam
mengumpulkan data laporan kajian lapangan ini adalah dengan
a.
Wawancara
atau Interview yaitu pengumpulan data
dengan cara mewancarai secara langsung tokoh masyarakat.
b.
Pengamatan yaitu
mengamati secara langsung keadaan peserta didik yang ada di SD Randugunting 7.
c.
Studi
Pustaka yaitu pengumpulan data dengan mencari sumber-sumber yang terdapat di
dalam buku.
2.
Narasumber
Subjek yang menjadi narasumber dalam kegiatan kajian lapangan ini adalah :
a.
Ibu Siti
Maslikah Wali Kelas rendah (Kelas II)
Sd Randugunting 7
b.
Ibu Ifa Maghfiroh
selaku Wali Kelas tinggi (Kelas IV) Sd
Randugunting 7
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1.
Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen
berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal
yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas
adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan
siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif. Terdapat beberapa
defenisi tentang manajemen kelas berikut ini:
a.
Berdasarkan Konsepsi Lama Dan Modern
Menurut konsepsi lama, manajemen
kelas diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Menurut konsepsi
modern manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tetap
terhadap problem dan situasi manajemen kelas (Lois V. Jhonson dan Mary Bany,
1970)
b.
Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan
mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (Pendekatan
Otoriter).
c.
Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan
mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (Pendekatan
Intimidasi).
d.
Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan
kebebasan siswa (Pendekatan Permisif).
e.
Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas
dengan cara mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan (Pendekatan Masak).
f.
Seperangkat kegiataan guru untuk menciptakan suasana
kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan
dilaksanakan dengan baik (Pendekatan Instruksional).
g.
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah
laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak
diinginkan (Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku).
h.
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan
interpersional yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif
(Pendekatan Penciptaan Iklim Sosioemosional).
i.
Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan
mempertahankan organisasi kelas yang efektif (Pendekatan Sistem Sosial)
Ø Tujuan
manajemen kelas adalah :
a.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, bai sebagai
lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
c.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot
belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan
social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
d.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya ( Dirjen PUOD
dan Dirjen Dikdasmen tahun 1996 : 2 )
Ø Fungsi
Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus
dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak
menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
manajenen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas,
tindakan seleksi dan kreatif (Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970).
a.
Manajenen kelas selain memberi makna penting bagi
tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas
berfungsi : Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti :
membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok,
membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu
agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja,
merubah kondisi kelas.
b.
Memelihara agar tugas – tugas itu dapat berjalan
lancar. Masalah manajenen kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori
yaitu: masalah individual dan masalah kelompok
2.
Pendekatan Manajemen Kelas
Sebelum
mempelajari mengenai pendekatan dalam manajemen kelas ada baiknya kita belajar
mengenai apa itu pendekatan terlebih dahulu. Pendekatan pembelajaran diartikan
sebagai tolok ukur atau sudut pandang dalam proses pembelajaran yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat umum. Adapun
pendekatan merupakan unsur penting yang harus dikuasai pengajar sebelum
mempersiakan perencanaan. Artinya bahwa seorang guru harus menetapkan bahwa
penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin
ditanggulangi.
Ø Macam-macam
Pendekatan
Pengelolaan
kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan beberapa
faktor. Permasalahan peserta didik adalah faktor utama di mana guru harus bisa
meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik mengenai pembelajaran baik secara
individu maupun kelompok. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari
pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Syaiful Bahri
Djamarah menyebutkan ada beberapa pendekatan, antara lain:
a.
Pendekatan Kekuasaan
Pengelolan
kelas diartikan sebgai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Peranan guru disisni adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin
dalm kelas. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yng mengikat untuk ditaati
anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
b.
Pendekatan Ancaman
Dari
pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan adalah juga sebagai suatu
proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol
tingkah laku anak didik dilkukan dengan cara memberi ancaman, misalnya
melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
c.
Pendekatan kebebasan
Pengelolaan
diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk
mengerjakan suatu kapan aja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan
semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
d.
Pendekatan Resep
Pendekatan
resep ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapatt menggambarkan apa
yang harus dan apa yang harus tidak boleh dikrjakan oleh guru dalam mereaksi
semua masalah atau situasi yang terjadi dikelas.
e.
Pendekatan Pengajaran
Pendekatan
ini didasarkan suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksaan akan
mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu
bila tidak bisa dicegah.
f.
Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan
sosio-emosional akan terapai secara mksimal apabila hubungan antar pribadi yang
baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru
dan siswa serta hubungan antar siswa.
g.
Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam
pendekatan ini peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama
kelompok. Pengelolan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru
untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok
produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi kelas agar
tetap baik.
h.
Pendekatan iklim sosio-emosional
Pendekatan
ini didasarkan pada asumsi bahwa pengelolaan kelas yang efektif memerlukan
hubungan positif dengan antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa.
Pendekatan iklim sosio-emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan
antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas.
i.
Pendekatan Proses Kelompok
Dalam
pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama
kelompok
j.
Pendekatan Elektris atau Pluralistik
Pendekatan
elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreativitas, dan
inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut
berdasarkan situasi yang dihadapinya
B.
Deskripsi Hasil Observasi
1.
Kondisi dan
Situasi pembelajaran
a.
Kondisi Fisik Sekolah
-
Kelas Rendah
Nama Wali Kelas 2 : Siti Maslikah
Jumlah peserta didik : 22 (Laki-laki 16, perempuan 6)
Kondisi ruang kelas 2 di SD N
Randugunting 7:
·
Ruangan kelas bersih sangat cocok untuk
pembelajaran;
·
Meja dan kursi lumayan rapi dan tertata;
·
Ventilasi udara bagus, disamping ada
banyak jendela ada juga kipas angin;
·
Hanya saja peserta didik yang di deretan
sebelah timur dekat dengan jendela agak terganggu dengan sinar matahari yang
terlalu terik, namun hal itu bisa diatasi dengan adanya tirai yang terpasang di
tiap jendela.
·
Papan tulis yang digunakan masih hitam putih. Belum
menggunakan white board sehingga debu dari kapur masih sedikit mengotori lantai
kelas.
-
Kelas Tinggi (Kelas IV)
Nama Wali Kelas 4 : Ibu Ifa Maghfiroh
Jumlah peserta didik : 30
Kondisi ruang kelas IV di SD N Randugunting 7:
·
Ruangan tertata rapi dengan pola meja berbentuk huruf U;
·
Ventilasi udara bagus, disamping ada
banyak jendela ada juga kipas angin;
·
Kondisi
anak hampir semua memiliki keaktifan yang lebih sehingga memerlukan penanganan
khusus dengan perhatian yang maksimal sehingga setiap siswa dapat memperhatikan
guru;
·
Sama halnya
dengan siswa kelas 2 yaitu penggunaan papan tulis yang masih hitam putih.
Belum menggunakan white board sehingga debu dari kapur masih sedikit mengotori
lantai kelas.
b.
Kondisi Sosio-emosional
-
Kelas Rendah
Berdasarkan
observasi kami di kelas bawah yang diampu oleh Ibu Siti Maslikhah selaku wali
kelas 2 bahwa peserta didik mempunyai banyak karakter yang berbeda-beda. Ada
yang suka menjahili teman yang lain, ada yang asyik dengan dirinya sendiri, ada
yang tidak pernah memperhatikan, dan ada juga yang selalu memperhatikan. Kadang
ada juga yang ingin diperhatikan oleh guru sehingga sering menyela saat bu guru
sedang berbicara. Sikap guru dalam menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda
tersebut ialah memberikan pengertian dan nasihat pada siswa, perhatian guru
terpusat pada yang suka ramai sendiri, hanya menggunakan suara yang lantang
untuk memperingatkan siswa.
-
Kelas Tinggi
Dapat kita ketahui bahwa siswa kelas 4 berumur kisaran 10 tahun dimana pada
masa tersebut siswa menghadapi masa peralihan. Menghadapi siswa dengan karakter
tersebut memerlukan kreatifitas seorang guru bagaimana guru dapat
mengkondisikan kelas dengan memahami sifat anak. Ada beberapa anak yang kurang
dapat mengontrol emosinya sehingga menjadi bahan ejekan atau bullying dari
teman-temannya. Cara dari guru kelas 4 dalam menghadapinya yaitu dengan cara
meletakkan tempat duduk anak tersebut dekat dengan guru. Jika terjadi kekacauan
maka guru dapat menangani dengan cepat. Untuk kondisi siswa yang lain seperti
anak pada umumnya yaitu memiliki karakteristik yang berbeda beda namun tetap
memiliki tujuan yang sama oleh sebab itu guru bersifat netral.
c.
Kondisi Intern
-
Kelas Rendah
Kondisi
intern kelas 2 secara jasmaniah dalam kelas menurut kami tidak ada masalah yang
berarti. Walaupun di dalam kelas tersebut ada beberapa anak yang kidal,
berjumlah 2-3 orang. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah yang berarti dalam
pembelajaran. Siswa lainnya cukup menghargai dan tidak mengejek siswa yang
kidal tersebut. Tidak ada siswa yang mengalami cacat atau berkebutuhan khusus
dalam kelas tersebut sebab SD Randugunting 7 tidak menyediakan kelas inklusi.
Sehingga juga tidak menerima siswa inklusi, karena tenaga kependidikan yang
dibutuhkan juga juga belum memenuhi.
Secara
psikologis kondisi intelegensi juga cukup bagus, karena saat pembelajaran cukup
banyak yang mengerjakan tugas yang diberikan guru. Walaupun mereka mengerjakan
dengan bermain dengan temannya.
-
Kelas Tinggi
Kondisi
intern dari siswa itu sendiri berbeda-beda, karena setiap manusia itu
diciptakan berbeda-beda. Namun, dalam pembelajaran guru tetap memandang semua
siswa itu sama, tidak ada jurang pemisah antara yang pintar dan bodoh. Dalam
pembelajaran ada beberapa siswa yang memilih asyik bermain sendiri atau
berbicara dengan teman sebangkunya dari pada mendengarkan gurunya dalam
mengajar.
secara
keseluruhan siswa-siswi di kelas tersebut secara jasmaniah sehat semua. Hanya
kadang ada satu sampai dua siswa yang tidak masuk karena sakit ringan seperti
demam, flu dan batuk. Itu pun kadang siswa tetap masuk ke sekolah karena
antusiasisme siswa dalam belajar. Kondisi intelegensi siswa secara keseluruhan
baik, namun jika dilihat seara personal. Masih ada beberapa siswa yang tertinggal dari siswa yang lainnya.
d.
Kondisi Ekstern
-
Kelas Rendah
Faktor
ekstern kelas 2 dapat diidentifikasi dari kondisi keluarga, keadaan sekolah,
dan kondisi masyarakat sekitar rumah dan sekolah. Masalah-masalah yang dihadapi
siswa dalam kondisi ini ialah pekerjaan orang tua dan lingkungan masyarakat
yang masih kurang peduli dengan kesehatan siswa.
Pada masalah
pekerjaan orang tua, mereka merasa minder dengan siswa yang orang tuanya
wiraswasta, karena pendapatan orang tua mereka cenderung lebih banyak. Hal ini
akan menimbulkan kecemburuan sosial yang berakibat melakukan perilaku tercela
seperti mengejek. Ini akan berpengaruh pada kondisi siswa di kelas, karena
mereka akan merasa tidak dihargai dan tidak nyaman di kelas mereka sendiri.
-
Kelas Tinggi
Untuk faktor ekstern seperti
pada umumnya yang terjadi pada kelas dua yaitu lingkungan sekitar, keluarga
yang berpengaruh pada cara bersosial siswa tersebut.
2.
Permasalahan-permasalahan
yang di hadapi guru di dalam kelas
a.
Kelas rendah
Permasalahan yang dihadapi
guru dalam proses pembelajaran sangat kompleks, terutama pada kelas rendah. Dalam permasalan ini dibagi menjadi 2 yaitu masalah pengajaran dan masalah
manajemen kelas. Untuk menanggulangi masalah pengajaran dengan cara tindakan pembelajaran
sedangkan untuk menanggulangi manajemen menggunakan tindakan manajemen.
Dalam masalah manajemen kelas:
-
Masalah
individu
Peserta didik suka keliling kelas, suka bermain
boneka seperti yang ada di sinetron hal ini snagat menggangu karena saat pembelajaran
ada peserta didik yang suka bermain seperti ini. Selain itu, jika diberi tugas
ada beberapa peserta didik yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah.selanjutnya saat
ulangan ada beberapa peserta didik yang mencontek, biasanya peserta didik yang
mencontek adalah peserta didik yang tidak bisa membaca. Kemudian, ada beberapa peserta didik yang
suka bergurau sendiri yang menyebabkan peserta didik yang lain ikut bergurau.
b.
Kelas tinggi
Permasalahan yang dihadapi
guru dalam proses pembelajaran sangat kompleks, terutama pada kelas 4.
Dikarenakan pada hakikatnya karakteristik peserta didik kelas 4 adalah masa
peralihan. Dalam permasalan ini dibagi menjadi 2 yaitu masalah pengajaran dan
masalah manajemen kelas. Untuk menanggulangi masalah pengajaran dengan cara
tindakan pembelajaran sedangkan untuk menanggulangi manajemen menggunakan
tindakan manajemen.
Dalam masalah manajemen kelas:
-
Masalah
individu
Beberapa peserta didik ingin ingin mendapatkan perhatian dari guru,
sehingga peserta didik melakukan hal-hal yang sifatnya mengganggu proses
pembelajaran, seperti contohnya mengganggu peserta didik lainnya, bercanda
sendiri sehingga tidak memperhatikan, serta tingkah laku-tingkah laku lainnya
yang membuat suatu proses pembelajaran terganggu.
-
Masalah
kelompok
Peserta didik masih kurang dalam bekerjasama dalam proses pembelajaran
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, dikarenakan ada beberapa
faktor seperti: perbedaan jenis kelamin, perbedaan pendapat antar anggota, dan
kurangnya rasa sosial yang dimiliki oleh peserta didik.
b.
Pendekatan-pendekatan
yang dilakukan guru dalam menghadapi permasalahan
a. Kelas rendah
Pada SD N Randugunting 07 kelas 2 guru kelas menyatakan bahwa permasalah-permasalahan yang di timbulkan dari
peserta didik sangat kompleks, sehingga guru kelas menggunakan banyak berbagai
pendekatan-pendekatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut:
§
Pendekatan
otoriter, dimana guru kelas untuk menegakkan kedisiplinan dengan , menggunakkan
tata tertib agar peserta didik mematuhinya. Serta ketika ada peserta didik yang
melakukan perilaku menyimpang guru langsung memisahkan peserta didik tersebut.
§
Pendekatan
pengubahan perilaku, dimana guru melakukan suatu tindakan untuk mendapatkan
perilaku peserta didik yang diinginkan dalam proses pembelajaran dengan cara
melakukan penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif. Contohnya
adalah saat ada peserta didik yang tidak mengerjakan PR guru tidak segan-segan
membiarkan peserta didik keluar kelas, hal ini dilakukan supaya ada rasa jera
dna malu pada diri peserta didik supaya tidak mengulangi hal yang sma lagi
§
Pendekatan
intimidasi, guru kelas akan menegur dengan keras hanya ketika guru menghadapi
perilaku-perilaku peserta didik jika melakukan penyimpangan yang berat. Contohnya guru akan berteriak dengan
keras ketika ada peserta didik yang berkelahi. Dan guru tidak segan-segan
memarahi peserta didik di hadapan teman-temannya.
§
Pendekatan
sosio emosional, guru menggunakan pendekatan ini dengan cara mendekati individu
agar mendapatkan informasi lebih tentang permasalahan yang sedang ia alami
sehingga guru dapat memberikan solusi jalan keluar kepada anak tersebut. Contohnya
saat ada peserta didik yang mencontek pada saat ulangan yang dilakukan guru
antara lain: peserta didik disuruh belajar membaca
sendiri tanpa bantuan orang lain; guru juga berkomunikasi dengan orang tua
peserta didik supaya di rumah orang tua mengajarkan anaknya belajar membaca;
saat di kelas, guru memberikan perhatian lebih kepada peserta didik yang tidak
bisa membaca tersebut, misalnya disuruh membaca suatu cerita.
§
Pendekatan
eklektik, guru menggunakan pendekatan ini dengan cara mengkombinasikan antara
beberapa pendekatan, karena pada hakikatnya seorang guru tidak bisa hanya
menggunakan satu pendekatan dalam mengajar peserta didik namun lebih kompleks
dari pada itu. Oleh sebab itu guru diharapkan mengerti tentang kelebihan maupun
kekurangan dari setiap pendekatan.
b.
Kelas tinggi
Pada SD N Randugunting 07 kelas 4 guru kelas menyatakan bahwa
permasalah-permasalahan yang di timbulkan dari peserta didik sangat kompleks,
sehingga guru kelas menggunakan banyak berbagai pendekatan-pendekatan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut:
-
Pendekatan
otoriter, dimana guru kelas untuk menegakkan kedisiplinan dengan , menggunakkan
tata tertib agar peserta didik mematuhinya. Serta ketika ada peserta didik yang
melakukan perilaku menyimpang guru langsung memisahkan peserta didik tersebut.
-
Pendekatan
intimidasi, guru kelas akan menegur dengan keras hanya ketika guru menghadapi
perilaku-perilaku peserta didik jika melakukan penyimpangan yang berat. Contohnya guru akan berteriak dengan
keras ketika ada peserta didik yang berkelahi.
-
Pendekatan
permisif, Guru SD Randugunting 07 membiarkan peserta didik untuk bertindak
bebas sesuai dengan kreatifitas, bakat, dan minat yang dimiliki namun guru
tetap mengawasi sehingga ketika ada perilaku yang menyimpang segera di tindak
lanjuti.
-
Pendekatan
intruksional, guru membuat rancangan pembelajaran sedemikian rupa agar dapat
mencegah timbulnya permasalahan-permasalahan yang dilakukan peserta didik, baik
permasalahan individu maupun kelompok
-
Pendekatan
pengubahan perilaku, dimana guru melakukan suatu tindakan untuk mendapatkan
perilaku peserta didik yang diinginkan dalam proses pembelajaran dengan cara
melakukan penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.
-
Pendekatan
sosio emosional, guru menggunakan pendekatan ini dengan cara mendekati individu
agar mendapatkan informasi lebih tentang permasalahan yang sedang ia alami
sehingga guru dapat memberikan solusi jalan keluar kepada anak tersebut.
-
Pendekatan
eklektik, guru menggunakan pendekatan ini dengan cara mengkombinasikan antara
beberapa pendekatan, karena pada hakikatnya seorang guru tidak bisa hanya
menggunakan satu pendekatan dalam mengajar peserta didik namun lebih kompleks
dari pada itu. Oleh sebab itu guru diharapkan mengerti tentang kelebihan maupun
kekurangan dari setiap pendekatan.
PENUTUP
A.
Simpulan
Pendekatan
pembelajaran diartikan sebagai tolok ukur atau sudut pandang dalam proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus dikuasai
pengajar sebelum mempersiakan perencanaan. Artinya bahwa seorang guru harus
menetapkan bahwa penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah
yang ingin ditanggulangi. Guru di SDN Randugunting 7 baik di kelas rendah
maupun kelas tinggi, hampir semua melakukan pendekatan-pendekatan. Namun dalam
pelaksanaanya guru melihat situasi dan kondisi dalam melakukan pendekatan serta
sesuai dengan permasalahan yang di lakukan oleh peserta didik.
B.
Saran
Sebagai
calon guru Sekolah Dasar, kita harus
menguasai semua pendekatan-pendekatan manajemen kelas,dan dapat menerapkan sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang ada.
Selain itu bisa mengkolaborasikan pendekatan yang satu dengan yang lain
sesuai dengan permasalahan yang muncul.
LAMPIRAN PEMBAGIAN
TUGAS
No
|
Pembagian
Tugas
|
Nama Kelompok
|
1
|
Merancang hal-hal yang akan dibutuhkan untuk observasi
|
1.
Abdul Aziz
2.
Laras Ayuningtyas
3.
Oktaviyanti Indah Normareta
4.
Angga Ramadhani
5.
Rina Mazlinda
6.
Anisatul Mahmudah
|
2
|
Permintaan ijin observasi di SD N Randugunting 7
|
1.
Abdul Aziz
2.
Laras Ayuningtyas
3.
Oktaviyanti Indah Normareta
|
3
|
Observasi kelas rendah (kelas II)
|
1.
Angga Ramadhani
2.
Rina Mazlinda
3.
Anisatul Mahmudah
|
4
|
Observasi Kelas tinggi (kelas IV)
|
1.
Abdul Aziz
2.
Laras Ayuningtyas
3.
Okta Indah Normareta
|
5
|
Tindak lanjut dan ucapan terimakasih kepada SD N Randugunting 7
|
1.
Angga Ramadhani
2.
Rina Mazlinda
3.
Anisatul Mahmudah
|
6
|
Menyusun Laporan observasi
|
1.
Abdul Aziz
2.
Laras Ayuningtyas
3.
Oktaviyanti Indah Normareta
4.
Angga Ramadhani
5.
Rina Mazlinda
6.
Anisatul Mahmudah
|
LAMPIRAN
DOKUMENTASI






DAFTAR
PUSTAKA
Eko siswoyo,
Rasdi dan Maman Rachman. 1998/1999. MANAJEMEN
KELAS Sesuai dengan Kurikulum D-II PGSD. Semarang: IKIP Semarang Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar