Rabu, 26 September 2018

Laporan Kajian Lapangan Implementasi Pendekatan Manajemen Kelas


Description: Description: C:\Users\G40-30\AppData\Local\Temp\Rar$DRa0.813\hitam putih.jpg
LAPORAN KAJIAN LAPANGAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS
DI SD RANDUGUNTING 7
Laporan observasi ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Kelas

Dosen Pengampu : Dra. Umi Setijowati M.Pd

Disusun Oleh :
Anisatul Mahmudah (1401415187)
Laras Ayuningtyas (1401415365)
Rina Mazlinda (1401415450)
Abdul Aziz (1401415322)
Angga Ramadhani (1401415455)
Oktavianti Indah N. (1401415461)



JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
PRAKATA
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, Penulis berhasil menyelesaikan laporan kajian lapangan yang berjudul “Implementasi Pendekatan Menejemen Kelas di SD”. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Manajemen Kelas di jurusan S1 PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat selama kegiatan kajian lapangan ini dilaksanakan, diantarannya:
1.         Dra Umi Setijowati, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas.
2.         Ibu  Sri Hartati, S.Pd selaku Kepala SD Randugunting 7
3.         Ibu Siti Maslikah selaku Wali Kelas II.
4.         Ibu Maghfiroh selaku Wali Kelas IV.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan observasi ini. Harapan penulis semoga laporan observasi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sebagai sumbangan pengetahuan.

Tegal, 27 Juni 2017



Penulis








PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kelas merupakan tempat yang dihuni oleh sekelompok manusia dengan berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku, dan emosi yang berbeda beda. Karena itu dalam upaya mengelola diperlukan banyak hal guna mempermudah tugas manajemen itu sendiri. Masalah utama dalam upaya mengelola kelas adalah siswa itu sendiri. Artinya pengelolaan kelas dilakukan tidak lain untuk meningkatkan  dan mempertahankan gairah siswa dalam belajar baik secara berkelompok maupun secara individual.
Guru adalah tenaga profesional. Guru berperan sebagai pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen kelas. Guru perlu menyadari bahwa peranannya  adalah sebagai menejerial aktifitas yang harus bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan menejemen kelas. Guru harus memiliki, memahami, dan terampl dalam menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam menejemen kelas. Dalam hal ini, guru untuk terampil memilih dan memadukan pendekatan yang dianggapnya dapat menangani kasus menejemen kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya.
Pengelolaan kelas dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antaranya mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio-emosional dan mengelola proses kelompok. Aktivitas pengelolaan yang dilakukan oleh guru dalam rangka menciptakan kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dapat berupa tindakan pencegahan atau perbaikan. Laporan ini secara singkat akan menjelaskan tentang Implementasi Pendekatan Manajemen Kelas dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan di bahas dalam laporan kajian lapangan ini adalah:
1.         Apa yang dimaksud menejemen kelas ?
2.         Apa yang dimaksud pendekatan manajemen kelas ?
3.         Bagaimana Kondisi dan situasi pembelajaran pada kelas rendah (kelas II) dan Kelas tinggi (kelas IV) di SD Negeri Randugunting 7 ?
4.         Apa permasalahan pendekatan manajemen kelas ?
5.         Bagaimana hasil observasi mengenai pendekatan manajemen kelas?

C.      Tujuan Penulisan
Kegiatan Kajian Lapangan ini bertujuan:
1.      Untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Kelas.
2.      Untuk bahan bacaan bagi pembaca.
3.      Untuk memberikan informasi tentang kondisi manajemen kelas rendah (kelas II) dan kelas tinggi (kelas IV) SD Negeri Randugunting 7.

D.      Manfaat Penulisan
1.         Bagi Penulis dan Mahasiswa PGSD
       Penulis dapat mengetahui penerapan pendekatan di SD dan mengetahui pendekatan apa saja yang sering digunakan tentunya yang memberikan perubahan bagi peserta didik.
2.         Bagi Pembaca
Sebagai media referensi dalam mengerjakan tugas dalam pembelajaran dan memperkaya wawasan tentang pendekatan yang dilakukan dalam manajemen kelas

E.       Metodologi Kajian Lapangan
1.         Pelaksanaan Kajian Lapangan
Kegiatan kajian lapangan kebudayaan ini dilaksanakan secara berkelompok guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural.
a.        Objek Pengamatan
Objek yang dijadikan pengamatan oleh observer adalah guru yang menggunakan pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang di terapkan pada peserta didik sekolah dasar di kelas rendah dan kelas tinggi serta faktor yang menyebabkan pengunaanya pendekatan-pendekatan tersebut.
b.        Tempat Kajian Lapangan
Tempat utama yang dijadikan sebagai objek kajian lapangan adalah guru, peserta didik, dan situasi dan kondisi ruang di kelas 2 dan kelas 4 SD N Randugunting 07. Diamati oleh observer guna mencari data yang valid. Tempat yang diamati observer adalah Sekolah Dasar Di Randugunting.
Nama Sekolah : SD Negeri randugunting 7
N.P.S.N.         :  20329802                   
Alamat            :  Jl.Ketilang No.59,RT/RW 8/1, Randugunting, Kec.Tegal Selatan, Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah.
Telp                 :0283359243
Kepala Sekolah  : Ibu  Sri Hartati, S.Pd
Wali Kelas II     :  Ibu Siti Maslikah S.Pd.
Wali Kelas IV    : Ibu Ifa Maghfiroh, S.Pd
c.         Tanggal Pelaksanaan Kajian Lapangan
No
Hari/Tanggal
Keterangan
1
Rabu, 3 Mei 2017
Merancang segala keperluan observasi
2
Rabu, 10 Mei 2017
Permohonan izin untuk observasi
3
Rabu, 17 Mei 2017
Melakukan wawancara dengan guru
4
Rabu, 24 Mei 2017
Melakukan pengamatan pembelajaran
5
Rabu, 25 Mei - Selesai
Pembuatan laporan

d.      Sumber Pengumpulan Data
Sumber yang digunakan observer dalam mengumpulkan data laporan kajian lapangan ini adalah dengan
a.         Wawancara atau Interview yaitu pengumpulan data dengan cara mewancarai secara langsung tokoh masyarakat.
b.        Pengamatan yaitu mengamati secara langsung keadaan peserta didik yang ada di SD Randugunting 7.
c.         Studi Pustaka yaitu pengumpulan data dengan mencari sumber-sumber yang terdapat di dalam buku.

2.         Narasumber
Subjek yang menjadi narasumber dalam kegiatan kajian lapangan ini adalah :
a.         Ibu Siti Maslikah Wali Kelas rendah (Kelas II) Sd Randugunting 7
b.        Ibu Ifa Maghfiroh selaku Wali Kelas tinggi (Kelas IV) Sd Randugunting 7




PEMBAHASAN
A.    Landasan Teori
1.      Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif. Terdapat beberapa defenisi tentang manajemen kelas berikut ini:
a.         Berdasarkan Konsepsi Lama Dan Modern
Menurut konsepsi lama, manajemen kelas diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Menurut konsepsi modern manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tetap terhadap problem dan situasi manajemen kelas (Lois V. Jhonson dan Mary Bany, 1970)
b.         Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (Pendekatan Otoriter).
c.         Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (Pendekatan Intimidasi).
d.        Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (Pendekatan Permisif).
e.         Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan (Pendekatan Masak).
f.          Seperangkat kegiataan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (Pendekatan Instruksional).
g.         Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku).
h.         Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersional yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif (Pendekatan Penciptaan Iklim Sosioemosional).
i.           Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif (Pendekatan Sistem Sosial)

Ø Tujuan manajemen kelas adalah :
a.    Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, bai sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b.    Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
c.    Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
d.   Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya ( Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen tahun 1996 : 2 )

Ø Fungsi Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajenen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif (Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970).
a.    Manajenen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi : Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
b.    Memelihara agar tugas – tugas itu dapat berjalan lancar. Masalah manajenen kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu: masalah individual dan masalah kelompok

2.      Pendekatan Manajemen Kelas
Sebelum mempelajari mengenai pendekatan dalam manajemen kelas ada baiknya kita belajar mengenai apa itu pendekatan terlebih dahulu. Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai tolok ukur atau sudut pandang dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus dikuasai pengajar sebelum mempersiakan perencanaan. Artinya bahwa seorang guru harus menetapkan bahwa penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin ditanggulangi.
Ø Macam-macam Pendekatan
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan beberapa faktor. Permasalahan peserta didik adalah faktor utama di mana guru harus bisa meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik mengenai pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Syaiful Bahri Djamarah menyebutkan ada beberapa pendekatan, antara lain:
a.    Pendekatan Kekuasaan
Pengelolan kelas diartikan sebgai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disisni adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalm kelas. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yng mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
b.    Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilkukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
c.    Pendekatan kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan suatu kapan aja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
d.   Pendekatan Resep
Pendekatan resep ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapatt menggambarkan apa yang harus dan apa yang harus tidak boleh dikrjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi dikelas.
e.    Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
f.     Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan terapai secara mksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa.
g.    Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan ini peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi kelas agar tetap baik.
h.    Pendekatan iklim sosio-emosional
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa pengelolaan kelas yang efektif memerlukan hubungan positif dengan antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa. Pendekatan iklim sosio-emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas.
i.      Pendekatan Proses Kelompok
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok
j.      Pendekatan Elektris atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreativitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya

B.     Deskripsi Hasil Observasi
1.      Kondisi dan Situasi pembelajaran
a.         Kondisi Fisik Sekolah
-            Kelas Rendah
Nama Wali Kelas 2                      : Siti Maslikah
Jumlah peserta didik                    : 22 (Laki-laki  16, perempuan 6)
Kondisi ruang kelas 2 di SD N Randugunting 7:
·      Ruangan kelas bersih sangat cocok untuk pembelajaran;
·      Meja dan kursi lumayan rapi dan tertata;
·      Ventilasi udara bagus, disamping ada banyak jendela ada juga kipas angin;
·      Hanya saja peserta didik yang di deretan sebelah timur dekat dengan jendela agak terganggu dengan sinar matahari yang terlalu terik, namun hal itu bisa diatasi dengan adanya tirai yang terpasang di tiap jendela.
·      Papan tulis yang digunakan masih hitam putih. Belum menggunakan white board sehingga debu dari kapur masih sedikit mengotori lantai kelas.
-            Kelas Tinggi (Kelas IV)
Nama Wali Kelas 4                      : Ibu Ifa Maghfiroh
Jumlah peserta didik                    : 30
Kondisi ruang kelas IV di SD N Randugunting 7:
·      Ruangan tertata rapi dengan pola meja berbentuk huruf U;
·      Ventilasi udara bagus, disamping ada banyak jendela ada juga kipas angin;
·      Kondisi anak hampir semua memiliki keaktifan yang lebih sehingga memerlukan penanganan khusus dengan perhatian yang maksimal sehingga setiap siswa dapat memperhatikan guru;
·      Sama halnya dengan siswa kelas 2 yaitu penggunaan papan tulis yang masih hitam putih. Belum menggunakan white board sehingga debu dari kapur masih sedikit mengotori lantai kelas.
b.         Kondisi Sosio-emosional
-            Kelas Rendah
Berdasarkan observasi kami di kelas bawah yang diampu oleh Ibu Siti Maslikhah selaku wali kelas 2 bahwa peserta didik mempunyai banyak karakter yang berbeda-beda. Ada yang suka menjahili teman yang lain, ada yang asyik dengan dirinya sendiri, ada yang tidak pernah memperhatikan, dan ada juga yang selalu memperhatikan. Kadang ada juga yang ingin diperhatikan oleh guru sehingga sering menyela saat bu guru sedang berbicara. Sikap guru dalam menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda tersebut ialah memberikan pengertian dan nasihat pada siswa, perhatian guru terpusat pada yang suka ramai sendiri, hanya menggunakan suara yang lantang untuk memperingatkan siswa.
-          Kelas Tinggi
Dapat kita ketahui bahwa siswa kelas 4 berumur kisaran 10 tahun dimana pada masa tersebut siswa menghadapi masa peralihan. Menghadapi siswa dengan karakter tersebut memerlukan kreatifitas seorang guru bagaimana guru dapat mengkondisikan kelas dengan memahami sifat anak. Ada beberapa anak yang kurang dapat mengontrol emosinya sehingga menjadi bahan ejekan atau bullying dari teman-temannya. Cara dari guru kelas 4 dalam menghadapinya yaitu dengan cara meletakkan tempat duduk anak tersebut dekat dengan guru. Jika terjadi kekacauan maka guru dapat menangani dengan cepat. Untuk kondisi siswa yang lain seperti anak pada umumnya yaitu memiliki karakteristik yang berbeda beda namun tetap memiliki tujuan yang sama oleh sebab itu guru bersifat netral.
c.         Kondisi Intern                                            
-            Kelas Rendah
Kondisi intern kelas 2 secara jasmaniah dalam kelas menurut kami tidak ada masalah yang berarti. Walaupun di dalam kelas tersebut ada beberapa anak yang kidal, berjumlah 2-3 orang. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah yang berarti dalam pembelajaran. Siswa lainnya cukup menghargai dan tidak mengejek siswa yang kidal tersebut. Tidak ada siswa yang mengalami cacat atau berkebutuhan khusus dalam kelas tersebut sebab SD Randugunting 7 tidak menyediakan kelas inklusi. Sehingga juga tidak menerima siswa inklusi, karena tenaga kependidikan yang dibutuhkan juga juga belum memenuhi.
Secara psikologis kondisi intelegensi juga cukup bagus, karena saat pembelajaran cukup banyak yang mengerjakan tugas yang diberikan guru. Walaupun mereka mengerjakan dengan bermain dengan temannya.
-            Kelas Tinggi
Kondisi intern dari siswa itu sendiri berbeda-beda, karena setiap manusia itu diciptakan berbeda-beda. Namun, dalam pembelajaran guru tetap memandang semua siswa itu sama, tidak ada jurang pemisah antara yang pintar dan bodoh. Dalam pembelajaran ada beberapa siswa yang memilih asyik bermain sendiri atau berbicara dengan teman sebangkunya dari pada mendengarkan gurunya dalam mengajar.
secara keseluruhan siswa-siswi di kelas tersebut secara jasmaniah sehat semua. Hanya kadang ada satu sampai dua siswa yang tidak masuk karena sakit ringan seperti demam, flu dan batuk. Itu pun kadang siswa tetap masuk ke sekolah karena antusiasisme siswa dalam belajar. Kondisi intelegensi siswa secara keseluruhan baik, namun jika dilihat seara personal. Masih ada beberapa siswa yang tertinggal dari siswa yang lainnya.
d.        Kondisi Ekstern  
-            Kelas Rendah
Faktor ekstern kelas 2 dapat diidentifikasi dari kondisi keluarga, keadaan sekolah, dan kondisi masyarakat sekitar rumah dan sekolah. Masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kondisi ini ialah pekerjaan orang tua dan lingkungan masyarakat yang masih kurang peduli dengan kesehatan siswa.
Pada masalah pekerjaan orang tua, mereka merasa minder dengan siswa yang orang tuanya wiraswasta, karena pendapatan orang tua mereka cenderung lebih banyak. Hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang berakibat melakukan perilaku tercela seperti mengejek. Ini akan berpengaruh pada kondisi siswa di kelas, karena mereka akan merasa tidak dihargai dan tidak nyaman di kelas mereka sendiri.
-            Kelas Tinggi
Untuk faktor ekstern seperti pada umumnya yang terjadi pada kelas dua yaitu lingkungan sekitar, keluarga yang berpengaruh pada cara bersosial siswa tersebut.
2.      Permasalahan-permasalahan yang di hadapi guru di dalam kelas
a.         Kelas rendah
Permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran sangat kompleks, terutama pada kelas rendah. Dalam permasalan ini dibagi menjadi 2 yaitu masalah pengajaran dan masalah manajemen kelas. Untuk menanggulangi masalah pengajaran dengan cara tindakan pembelajaran sedangkan untuk menanggulangi manajemen menggunakan tindakan manajemen.
Dalam masalah manajemen kelas:
-       Masalah individu
Peserta didik suka keliling kelas, suka bermain boneka seperti yang ada di sinetron hal ini snagat menggangu karena saat pembelajaran ada peserta didik yang suka bermain seperti ini. Selain itu, jika diberi tugas ada beberapa peserta didik yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah.selanjutnya saat ulangan ada beberapa peserta didik yang mencontek, biasanya peserta didik yang mencontek adalah peserta didik yang tidak bisa membaca.  Kemudian, ada beberapa peserta didik yang suka bergurau sendiri yang menyebabkan peserta didik yang lain ikut bergurau.

b.          Kelas tinggi
Permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran sangat kompleks, terutama pada kelas 4. Dikarenakan pada hakikatnya karakteristik peserta didik kelas 4 adalah masa peralihan. Dalam permasalan ini dibagi menjadi 2 yaitu masalah pengajaran dan masalah manajemen kelas. Untuk menanggulangi masalah pengajaran dengan cara tindakan pembelajaran sedangkan untuk menanggulangi manajemen menggunakan tindakan manajemen.
Dalam masalah manajemen kelas:
-       Masalah individu
Beberapa peserta didik ingin ingin mendapatkan perhatian dari guru, sehingga peserta didik melakukan hal-hal yang sifatnya mengganggu proses pembelajaran, seperti contohnya mengganggu peserta didik lainnya, bercanda sendiri sehingga tidak memperhatikan, serta tingkah laku-tingkah laku lainnya yang membuat suatu proses pembelajaran terganggu.
-          Masalah kelompok
Peserta didik masih kurang dalam bekerjasama dalam proses pembelajaran untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, dikarenakan ada beberapa faktor seperti: perbedaan jenis kelamin, perbedaan pendapat antar anggota, dan kurangnya rasa sosial yang dimiliki oleh peserta didik.

b.         Pendekatan-pendekatan yang dilakukan guru dalam menghadapi permasalahan
a.        Kelas rendah
Pada SD N Randugunting 07 kelas 2 guru kelas menyatakan bahwa permasalah-permasalahan yang di timbulkan dari peserta didik sangat kompleks, sehingga guru kelas menggunakan banyak berbagai pendekatan-pendekatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut:
§   Pendekatan otoriter, dimana guru kelas untuk menegakkan kedisiplinan dengan , menggunakkan tata tertib agar peserta didik mematuhinya. Serta ketika ada peserta didik yang melakukan perilaku menyimpang guru langsung memisahkan peserta didik tersebut.
§   Pendekatan pengubahan perilaku, dimana guru melakukan suatu tindakan untuk mendapatkan perilaku peserta didik yang diinginkan dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif. Contohnya adalah saat ada peserta didik yang tidak mengerjakan PR guru tidak segan-segan membiarkan peserta didik keluar kelas, hal ini dilakukan supaya ada rasa jera dna malu pada diri peserta didik supaya tidak mengulangi hal yang sma lagi
§   Pendekatan intimidasi, guru kelas akan menegur dengan keras hanya ketika guru menghadapi perilaku-perilaku peserta didik jika melakukan penyimpangan yang berat. Contohnya guru akan berteriak dengan keras ketika ada peserta didik yang berkelahi. Dan guru tidak segan-segan memarahi peserta didik di hadapan teman-temannya.
§   Pendekatan sosio emosional, guru menggunakan pendekatan ini dengan cara mendekati individu agar mendapatkan informasi lebih tentang permasalahan yang sedang ia alami sehingga guru dapat memberikan solusi jalan keluar kepada anak tersebut. Contohnya saat ada peserta didik yang mencontek pada saat ulangan yang dilakukan guru antara lain: peserta didik disuruh belajar membaca sendiri tanpa bantuan orang lain; guru juga berkomunikasi dengan orang tua peserta didik supaya di rumah orang tua mengajarkan anaknya belajar membaca; saat di kelas, guru memberikan perhatian lebih kepada peserta didik yang tidak bisa membaca tersebut, misalnya disuruh membaca suatu cerita.
§   Pendekatan eklektik, guru menggunakan pendekatan ini dengan cara mengkombinasikan antara beberapa pendekatan, karena pada hakikatnya seorang guru tidak bisa hanya menggunakan satu pendekatan dalam mengajar peserta didik namun lebih kompleks dari pada itu. Oleh sebab itu guru diharapkan mengerti tentang kelebihan maupun kekurangan dari setiap pendekatan.

b.       Kelas tinggi
Pada SD N Randugunting 07 kelas 4 guru kelas menyatakan bahwa permasalah-permasalahan yang di timbulkan dari peserta didik sangat kompleks, sehingga guru kelas menggunakan banyak berbagai pendekatan-pendekatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut:
-          Pendekatan otoriter, dimana guru kelas untuk menegakkan kedisiplinan dengan , menggunakkan tata tertib agar peserta didik mematuhinya. Serta ketika ada peserta didik yang melakukan perilaku menyimpang guru langsung memisahkan peserta didik tersebut.
-          Pendekatan intimidasi, guru kelas akan menegur dengan keras hanya ketika guru menghadapi perilaku-perilaku peserta didik jika melakukan penyimpangan yang berat. Contohnya guru akan berteriak dengan keras ketika ada peserta didik yang berkelahi.
-          Pendekatan permisif, Guru SD Randugunting 07 membiarkan peserta didik untuk bertindak bebas sesuai dengan kreatifitas, bakat, dan minat yang dimiliki namun guru tetap mengawasi sehingga ketika ada perilaku yang menyimpang segera di tindak lanjuti.
-          Pendekatan intruksional, guru membuat rancangan pembelajaran sedemikian rupa agar dapat mencegah timbulnya permasalahan-permasalahan yang dilakukan peserta didik, baik permasalahan individu maupun kelompok
-          Pendekatan pengubahan perilaku, dimana guru melakukan suatu tindakan untuk mendapatkan perilaku peserta didik yang diinginkan dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.
-          Pendekatan sosio emosional, guru menggunakan pendekatan ini dengan cara mendekati individu agar mendapatkan informasi lebih tentang permasalahan yang sedang ia alami sehingga guru dapat memberikan solusi jalan keluar kepada anak tersebut.
-          Pendekatan eklektik, guru menggunakan pendekatan ini dengan cara mengkombinasikan antara beberapa pendekatan, karena pada hakikatnya seorang guru tidak bisa hanya menggunakan satu pendekatan dalam mengajar peserta didik namun lebih kompleks dari pada itu. Oleh sebab itu guru diharapkan mengerti tentang kelebihan maupun kekurangan dari setiap pendekatan.

















PENUTUP
A.      Simpulan
              Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai tolok ukur atau sudut pandang dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus dikuasai pengajar sebelum mempersiakan perencanaan. Artinya bahwa seorang guru harus menetapkan bahwa penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin ditanggulangi. Guru di SDN Randugunting 7 baik di kelas rendah maupun kelas tinggi, hampir semua melakukan pendekatan-pendekatan. Namun dalam pelaksanaanya guru melihat situasi dan kondisi dalam melakukan pendekatan serta sesuai dengan permasalahan yang di lakukan oleh peserta didik.
B.       Saran
              Sebagai calon guru Sekolah Dasar, kita harus  menguasai semua pendekatan-pendekatan manajemen kelas,dan dapat  menerapkan sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang ada.  Selain itu bisa mengkolaborasikan pendekatan yang satu dengan yang lain sesuai dengan permasalahan yang muncul.










LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS
No
Pembagian Tugas
Nama Kelompok
1
Merancang hal-hal yang akan dibutuhkan untuk observasi
1.      Abdul Aziz
2.      Laras Ayuningtyas
3.      Oktaviyanti Indah Normareta
4.      Angga Ramadhani
5.      Rina Mazlinda
6.      Anisatul Mahmudah
2
Permintaan ijin observasi di SD N Randugunting 7
1.      Abdul Aziz
2.      Laras Ayuningtyas
3.      Oktaviyanti Indah Normareta
3
Observasi kelas rendah (kelas II)
1.      Angga Ramadhani
2.      Rina Mazlinda
3.      Anisatul Mahmudah
4
Observasi Kelas tinggi (kelas IV)
1.      Abdul Aziz
2.      Laras Ayuningtyas
3.      Okta Indah Normareta
5
Tindak lanjut dan ucapan terimakasih kepada SD N Randugunting 7
1.      Angga Ramadhani
2.      Rina Mazlinda
3.      Anisatul Mahmudah
6
Menyusun Laporan observasi
1.      Abdul Aziz
2.      Laras Ayuningtyas
3.      Oktaviyanti Indah Normareta
4.      Angga Ramadhani
5.      Rina Mazlinda
6.      Anisatul Mahmudah

LAMPIRAN DOKUMENTASI





DAFTAR PUSTAKA
Eko siswoyo, Rasdi dan Maman Rachman. 1998/1999. MANAJEMEN KELAS Sesuai dengan Kurikulum D-II PGSD. Semarang: IKIP Semarang Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Motivasi Kisah Pribadi

Perjuangan Seorang “Kuli Bangunan untuk Kuliah” Berdasarkan kisah nyata pribadi Oleh : Abdul Aziz Saya tidak pernah menyangka sa...