MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
Komunikasi dan Interpersonal Skill : Motivasi dan Mengembangkan Inovasi dan Menciptakan Produk dan Layanan yang unggul
Dosen Pengampu : Drs. Suhardi, M.Pd
Disusun oleh :
1.
Puput Rismiyati (1401415192)
2.
Dwi Indah Lestari (1401415201)
3.
Novan Ardianto (1401415269)
4.
Alief Alfullayali (1401415310)
5.
Neysa Dika Putri (1401415345)
6.
Abdul Aziz (1401415322)
7.
Oktavianty Indah N (1401415461)
ROMBEL 2D
PROGRAN STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
PRAKATA
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat
dan ridho-Nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi
dan Interpersonal Skill : Motivasi dan Mengembangkan
Inovasi dan Menciptakan Produk dan Layanan yang unggul”.
Penulisan
makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan di jurusan S1 PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Dalam kesempatan kali ini,penulis
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dosen
Bahasa Indonesia Bapak Drs. Suhardi, M.Pd yang telah
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Media massa, dan media lainnya yang artikelnya kami
gunakan dalam penulisan Makalah ini
3. Semua
pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu.
Setitik harapan dari penulis, semoga
makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis
menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan
dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Tegal, April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
PRAKATA......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.
Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................................
C.
Tujuan Penulisan......................................................................................
D.
Manfaat Penulisan...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A.
Komunikasi dan Interpersonal Skill : Motivasi........................................
1.
Motivasi...............................................................................................
2.
Konsep Motivasi.................................................................................
3.
Teori Motivasi.....................................................................................
4.
Motivasi dalam Kaitannya dengan Kepuasan Kerja...........................
5.
Teori Proses Motivasi Kerja................................................................
6.
Keterkaitan Motivasi dengan Kepuasan Kerja....................................
7.
Motivasi dalam Peningkatan Kinerja dan Produktivitas.....................
B.
Mengembankan Inovasi dan Menciptakan Produk dan Layanan yang Unggul
1.
Peranan Inovasi dan Kreativitas dalam Pengembangan Produk dan Jasa
2.
Mengembangkan Produk dan Jasa yang Unggul................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
A.
Simpulan..................................................................................................
B.
Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kewirausahaan saat ini tidak hanya ada pada jenjang
sekolah menengah saja, mata kuliah kewirausahaan mulai ada pada jenjang
perguruan tinggi berdasarkan kurikulum terbaru saat ini. Kewirausahaan tidak
hanya terpaku pada pembahasan teori dan materinya saja, lebih dari itu mata
kuliah kewirausahaan dimaksudkan agar mahasiswa kelak tidak hanya mengandalkan
studi yang ia selami saja, tetapi juga dapat di implementasikan kelak di dunia
kerja agar ia tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga dapat menjadi produsen,
sehingga dapat menciptakan peluang kerja agar permasalahan negara sedikit
teratasi. Kewirausahaan ada untuk menjawab berbagai permasalahan akibat SDM.
Dengan mempelajari kewirausahaan diharapkan dapat meningkatkan motivasi atau
pola pikir masyarakat untuk dapat bersaing dalam dunia industri. Sehingga
nantinya dapat menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Kewirausahaan
membuat masyarakat lebih mampu mengembangkan ataupun mengeksplor SDA secara
merata. Sehingga dengan dengan adanya mata kuliah Kewirausahaan ini dapat
menjadi bekal bagi perkembangan industry di Indonesia dan untuk menciptakan
produk dan layanan yang Inovatif, kreatif, dan berdaya saing.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya :
1.
Jiwa
wirausaha sekarang mulai berkurang akibat kurangnya motivasi
2.
Kurangnya
kualitas SDM sehingga lebih banyak konsumen daripada produsen
3.
Kurang
dapatnya mengeksplor kekayaan alam sehingga monoton pada inovasi yang telah ada
4.
Masih
terlalu mengikuti trend tanpa berani membuka usaha baru yang lain dari yang
saat ini digalakan
C. Tujuan
Penulisan
Adapun hal-hal
yang menjadi tujuan bagi penulis, antara lain:
1.
Untuk
mengetahui tips dan motivasi dari seorang wirausahawan yang sukses
2.
Memberi
bekal agar mahasiswa berani membuka peluang baru
3.
Dapat
mengembangkan inovasi dan menciptakan produk dan layanan
D. Manfaat
Penulisan
Manfaat
yang bisa diperoleh dari penyusunan makalah ini :
1. Sebagai
media untuk belajar,karena untuk mencari materinya bisa berasal dari sumber
lain seperti buku,ataupun browsing.
2. Melatih
kedisiplinan,karena harus selesai tepat waktu.
3. Mengembangkan
pikiran kita untuk tidak terpaku pada satu sumber referensi saja.
4. Memperoleh
pengetahuan mengenai kewirausahaan.
5. Sebagai
sarana untuk melatih keterampilan menulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Komunikasi dan Interpersonal Skill : Motivasi
Dalam menjalankan peran sebagai
pemimpin, maka seorang wirausaha dapat memposisikan sebagai rekan kerja
sehingga terjalin hubungan yang baik antara karyawan dengan para pimpinan.
Hubungan baik menjaga semangat kerja atau motivasi berpengaruh dalam
kinerjanya. Untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain, maka diperlukan
kemampuan motivasi. Secara prinsip kemampuan ini akan ditunjukkan oleh
wirausaha dengan kondisi jika ia berada di Depan, maka ia akan memberi teladan
atau contoh tindakan yang baik, jika ia berada di tengah atau di antara
Karyawan, maka ia akan menciptakan ide dan inovasi, jika ia berada di belakang,
maka ia akan memberikan dorongan dan arahan.
1.
Motivasi
Keberhasilan merupakan sebuah output
dari proses yang berkesinambungan dan akumulasi berbagai faktor pendorong.
Menurut Basith (2000), Keberhasilan seseorang tergantung dari berbagai faktor.
Faktor yang paling berpengaruh adalah motivasi, sehingga dapat dirumuskan dalam
fungsi berikut:
P
= f (M,A,O)
Dimana:
P
= Performent /Produktivitas
F
= Fungsi
M
= Motivation (Motivasi)
A
= Ability (Kemampuan)
O
= Opportunity (kesempatan)
Berbicara tentang motivasi, maka akan
muncul suatu pemahaman bahwa makna itu akan mengarah kepada suatu kebutuhan
yang harus dipenuhi sehingga akan mendapatkan kepuasan. Karena adanya kebutuhan
itu, maka menimbulkan suatu dorongan atau usaha, yang terwujud dalam suatu
perilaku tertentu.
2.
Konsep Motivasi
Konsep motivasi menyatakan bahwa
bilamana seseorang sedang mengalami motivasi atau sedang tidak seimbang,
artinya dia sedang berada dalam a state of disequilibrium. Tetapi sebaliknya
bilamana apa yang menjadi dorongan itu sudah diperoleh, berada ditanganya dan
mendapat kepuasan dari padanya, maka dikatakan bahwa orang itu telah memperoleh
satu keadaan seimbang, ia sudah berada dalam a state of equilibrium.
Motivasi sesungguhnya merupakan proses
psikologis yang sangat fundamental sifatnya. Akan sangat sukar untuk menyanggah
bahwa motivasi merupakan proses yang amat penting dalam pemuasan berbagai
kebutuhan dan menjamin berbagai kepentingan para anggota organisasi. Motivasi
sebagai inner state semacam perasaan atau kehendak yang amat mempengaruhi
kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan bertindak,
dalam menentukan gerakan atau tingkah laku individu kepada tujuan
(goals). Jadi motivasi merupakan proses yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan,
persepis dan keputusan yang terjadi dalam diri seseorang.
Ditinjau
dari segi lingkungan(faktor), terdapat faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
termotivasi yaitu fakltor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik
berasal dalam
diri seseorang berupa sikap, harapan, cita-cita dan disposisi kebutuhan yang berkembang.
Sedangkan faktor eksternal adalah desakan dari luar yang menyebabkan seseorang
termotivasi.
Konsep
motivasi akan lebih jelas bila ditinjau dari proses dasar motivasi sebagai berikut
Berdasarkan
Gambar di atas, ditunjukkan bahwa: (1) Needs merupakan kebutuhankebutuhan yang
terdapat dalam diri seseorang yang harus dipenuhi; (2) ketika kebutuhan
tersebut muncul maka fenomenanya tampak pada dorongan (drive) yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu tindakan; dan (3) akibat dari tindakan tersebut maka
tujuan yakni memuaskan kebutuhan terpenuhi. Dari uraian di atas maka motivasi
merupakan upaya individu dalam memenuhi kebutuhannya, selama kebutuhan tersebut
belum terpenuhi maka “dorongan” untuk melakukan sesuatu terus dilakukan.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Motivasi
adalah dorongan pada diri seseorang untuk melakukan suatu tingkah laku tertentu
karena dikehendaki.
b. Motivasi
adalah dorongan yang meliputi jiwa dan jasmani, untuk melakukan suatu tindakan
tertentu.
c. Motivasi
merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
d. Motivasi
adalah suatu yang melatar belakangi individu untuk berbuat supaya tercapai
tujuan yang dikehendakinya.
e. Motivasi
adalah suatu proses yang mempunyai tenaga dan tujuan tertentu.
Alasan
mengapa perlu motivasi ialah ada tujuan, mempunyai arah dan terkendali, dan ada
dasar untuk berbuat. Motivasi berprestasi disebabkan oleh ada usaha untuk
mencapainya, dapat diukur hasilnya, ada tantangan, ada realistis, mengandung
resiko sedang, dan berarti bagi sesama dan diri sendiri. Ciri-ciri individu
bermotivasi berprestasi di antaranya: (1) self confidence (percaya akan
kemampuan sendiri); (2) orginality (mempunyai daya kreativitas yang
tinggi, selalu ingin berbuat sesuai dengan aslinya; (3) people oriented
(tidak memperalat orang lain, terbuka terhadap kritikan, tidak menyalahkan
orang lain; (4) task result oriented (berani mengambil resiko terhadap
apa yang telah diputuskan, semangat tinggi untuk menyelesaikan tuga; (5) future
oriented (mempunyai daya antisipasi yang tinggi, mempunyai analisa; (6) risk
taker (menyenangi tugas yang menantang, tidak cepat menyerah).
Sikap
dasar motivasi berprestasi, berkenaan dengan sikap-sikap seperti berikut: (1)
senang menghadapi tantangan yang berisiko sedang; (2) tanggung jawab pribadi
tinggi; (3) ingin belajar dari pengalaman; (4) pengalaman dijadikan sebagai
umpan balik; (5) adanya perasaan dikejar waktu; (6) menyukai situasi yang
majemuk; (7) mampu menerima kagagalan; (8) mampu menggunakan pikiran dan akal;
(9) kreatif dan inovatif; (10) mempunyai pengendalian diri yang kuat; (11)
sanggup bertahan daam situasi yang tidak menentu; (12) memiliki standar
kesempurnaan untuk dirinya sendiri; (13) sangup terlibat dalam jangka waktu
yang lama; (14) mempelajari lingkungan; dan (15) berhubungan tidak sekedar
persahabatan tetapi juga mendapat pengetahuan.
Pada
kenyataan dalam kehidupan, motivasi mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu:
a. Majemuk.
Motivasi individu untuk melakukan tindakan, pada dasarnya tidak hanya
mengandung satu tujuan saja, melainkan lebih dari satu tujkuan. Oleh sebab itu,
ada banyak tujuan yang ingin dicapai oleh individu karena adanya motivasi ini.
b. Dapat
berubah-ubah. Karena adanya keinginan yang
bermacam-macam, maka hal inipun akan berpengaruh terhadap motivasi yang
dimiliki oleh individu. Bisa saja suatu ketika ia menginginkan kenaikan gaji,
tetapi dilain kesempatan ia ingin kariernya naik.
c. Berbeda
untuk setiap individu. Pada dasarnya tidak
ada persamaan motivasi antara individu yang satu dengan yang lain. Dua individu
yang sama-sama melakukan suatu tindakan tertentu, bias saja yang memotivasi
tindakan itu tidak sama.
d. Beberapa
tidak disadari. Ada sementara yang memahami
mengapa ia melakukan suatu tindakan. Bisanya karena adanya peristiwa yang
menekan keinginan masuk ke dalam bawah sadar, sehingga ketika muncul suatu
tindakan.individu tersebut tidak mampu untuk mengenali motivasinya apa.
Motivasi
yang dimiliki oleh individu seringkali akan mengalami pasang surut. Pada suatu
saat motivasi bisa tinggi dan sebaliknya suatu saat bisa menurun juga.
Persoalan akan muncul di dunia pekerjaan, ketika motivasi seseorang perlahan
tapi pasti mengalami penurunan. Faktor-faktor tersebut di antaranya:
a. Lingkungan
yang tidak kondusif, yang berakibat tidak nyaman;
b. Merasa
berada dalam situasi yang menakutkan, karena adanya ancaman;
c. Beban
pekerjaan yang melibihi kapasitas;
d. Pekerjaan
terlalu rutin, tidak ada tantangan;
e. Kurang
menguasai pekerjaan termasuk prosedur-prosedurnya;
f. Tidak
ada ukuran tentang standar keberhasilan;
g. Tidak
ada keseimbangan antara reward & punishment;
h. Tidak
ada kesempatan untuk mengembangkan skill sehingga menghadapi pekerjaanbaru
menjadi sulit;
i. Berada
dilingkungan kerja yang baru;
j. Mempunyai
penilaian bahwa dirinya tidak berarti dalam kelompok;
k. Tidak
memperoleh umpan balik yang membangun;
l. Kurang
memperoleh pengarahan dan bimbingan dari atasan;
m. Merasa
diasingkan oleh taman-teman.
Motivasi belajar setiap orang, satu
dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari
apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar
dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh
orangtuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang
tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan
untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
Beberapa faktor di bawah ini
sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi
belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya: (1) Perbedaan fisiologis (physiological
needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual; (2) Perbedaan rasa
aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual; (3) Perbedaan
kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya; (4) Perbedaan
harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau
rumah mewah, jabatan, dan lain-lain; (5) Perbedaan aktualisasi diri (self
actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadikemampuan nyata.
Stimulus motivasi belajar, terdapat
2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu: (1)
Motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena
kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan
dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan; (2) Motivasi belajar dari faktor
eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan
sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
3.
Teori Motivasi
Motivasi
kerja memang merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi .
Di satu pihak motivasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap unsur
pimpinan sedang dipihak lain motivasi merupakan suatu hal yang dirasakan sulit
oleh para pemegang jabatan. Oleh karena itu setiap pimpinan perlu memahami apa
arti hakikat motivasi, teori motivasi, dan yang tidak kalah pentingnya ialah
mengetahui bawahan yang perlu dimotivasi.
Stoner
(dalam Wahjosumidio, 1987:181 ) dan Duncan (dalam Indrawijaya, 1986:74 )
mengelompokkan teori motivasi kedalam dua kelompok. Kelompok pertama yang
tergolong teori motivasi kebutuhan (content theories of motivation), sedang
kelompok kedua ialah yang tergolong teori motivasi instrumental (instrumental
theories of motivation). Secara ringkas , konsep dari masing-masing teori,
disajikan di bawah ini.
a. Teori
Kebutuhan
Teori
ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakikatnya untuk memenuhi
kebutuhannya. Oleh sebab itu apabila pimpinan ingin memotivasi bawahannya,
harus mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan bawahannya. Maslow salah seorang yang
mengkaji teori kebutuhan berpendapat bahwa kebutuhan yang diinginkan seseorang
berjenjang, artinya bila kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, maka kebutuhan
tingkat kedua akan menjadi yang utama. mengkaitkannya dengan factor lingkungan.
Sebaliknya bila pegawai itu puas, hal tersebut selalu dihubungkannya dengan
pekerjaan itu sendiri. Hirakhi kebutuhan berdasarkan Maslow, dapat dilihat pada
Gambar.
Menurut
Maslow kebutuhan tertinggi dari seseorang adalah kebutuhan aktualisasi diri
yang tercermin dari yang merupakan indikator orang yang mempunyai kebutuhan
berperstasi sebagaimana dijelaskan pada Gambar dan Tabel 4.
Gambar 6. Hierarki Maslow
Tabel 4. Tabel Penjelasan Hierarki
Maslow
Jenjang
Needs
|
Deskripsi
|
|
Kebutuhan Berkembang (Metaneeds) Self
|
Self
actualization needs (Metaneeds)
|
Kebutuhan
orang untuk menjadi yang seharusnya sesuai dengan potensinya. Kebutuhan
kreatif, realisasi diri, perkembangan self.
|
Kebutuhan
harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus maju, menjadi lebih baik.
Being-values > 17 kebutuhan berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman,
pemakaian kemampuan kognitif secara positif mencari kebahagiaan dan pemenuhan
kepuasan alih-alih menghindari rasa sakit. Masing- masing kebutuhan
berpotensi sama, satu bisa mengganti lainnya.
|
Jenjang Needs
|
Deskripsi
|
|
Kebutuhan Karena
Kekurangan
|
Esteem
needs
|
1. Kebutuhan
kekuatan, penguasaan, kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian.
2. Kebutuhan
prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi
penting, kehormatan dan apresiasi.
|
Love
needs/ Belongingness
|
Kebutuhan
kasih sayang, keluarga, sejawat, pasangan, anak. Kebutuhan menjadi bagian
kelompok, masyarakat. (Menurut Maslow, kegagalan kebutuhan cinta &
memiliki ini menjadi sumber hampir semua bentuk psikopatologi).
|
|
Safety
needs
|
Kebutuhan
keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, hukum, keteraturan, batas, bebas
dari takut dan cemas.
|
|
Psychological
needs
|
Kebutuhan
homeostatik makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan
seks.
|
Dalam
mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak perduli seberapa
tinggi jenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah mengalami
ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan kembali ke
jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan yang
dikehendaki.
Menurut
McClelland. Orang yang mempunyai kebutuhan tersebut mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1)
berorientasi realistik,
yaitu memiliki pertimbangan yang baik tentang orang lain dan cepat mampu
menimbang diri;
2)
menerima diri dan orang
lain serta dunia nyata seadanya dan tidak hipokrik;
3)
memiliki tingkat
spontanitas yang tinggi, tingkah laku tidak dibuat- buat, polos, berpenampilan
tidak aneh;
4)
berpusat pada maslah
buka pada diri, bekerja atas dasar masklah, tidak begitu introspeltif;
5)
cenderung untuk tidak
memihak, memiliki kebutuhan untuk kebebasan peribadi, tidak tergantung
sepenuhnya pada orang lain;
6)
menpunyai otonomi dalam
diri dan memiliki kemandirian;
7)
memiliki penghayatan
yang segar tentang individu dan dunia;
8)
memiliki pengalaman
dalam diri yang besar;
9)
mampu melakukan
identifikasi secara kuat kepada sesama teman, memiliki keinginan untuk menolong
orang lain dan sangat berminat pada masalah kesejahteraan manusia;
10) memiliki
hubungan yang dekat dan mendalam dengan sedikit orang, sangat selektif memilih
teman;
11) memiliki
nilai-nilai demokratis yang kuat, dapat berhubungan dan belajar dari yang kaya
maupun yang miskin;
12) memahami
perbedaan makna untuk mencapai tujuan dan hak akhir yang ingin dicapai,
memiliki moral dan etik yang tinggi;
13) memiliki
perasaan humor yang termotivasi dari dalam diri dan bersifat filosofis, tidak
mengejek orang lain, kuat perasaan mengenai yang ganjil, memandang lelucon
sebagai suatu yang terjadi secara spontan;
14) memiliki
kapasita yang besar untuk berkreatif; dan
15) berhasrat
menantang sesuatu yang mengandung resiko, terbukan akan pengalaman baru,
menentang konformitas.
Secara
teoritis, dalam diri manusia terdapat tiga macam motif, yaitu motif berprestasi
(need for achievement), motif untuk beralfiliasi (need for affilition)
dan motif berkuasa (need for power). Teori ini didasarkan atas (1)
Apabila seseorang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, sangat menyukai
pekerjaan yang sangat menantang,maka ia tidak tidak percaya begitu saja kepada
nasib baik, karena ia yakin bahwa segala sesuatu akan diperoleh melalui usaha;
(2) Mempunyai motif berafiliasi tinggi tercermin pada keingianan untuk menciptakan,memelihara
dan mengembangkan hubungan dan suasana kebatinandan perasaan yang saling
menyenangkan antar sesama manusia. Ia tidak begitu mempersoalkan prestasi
seseorang dalam organisasi. Biasanya orang seperti ini jarang menjadi manajer
atau entrepreneur yang berhasil; (3) Motivasi berkuasa, ia mendapat dorongan
apabila ia dapat mengawasi dan mempengaruhi tindakan orang lain. Oleh karena
itu perlu mempunyai motivasi untuk berkuasa, sebab kalau tidak akan kehilangan
hak dan kewenangan untuk mengambil tindakan.
b. Teori
Motivasi Instrumental
Teori
Instrumental ini meliputi teori tukar menukar (exchange theory) dan teori
harapan (expectancy theory). Secara ringkas mengenai teori tukar menukar dalam
buku Administrative Behavior tulisan Simon (1997:141) lebih dikenal dengan
sebutan model of organizational equilibrium dijelaskan bahwa, dalam setiap
organisasi selalu terjadi proses tukar menukar atau jual beli antara organisasi
dengan orang – orang yang bekerja didalamnya. Orang-orang menyumbangkan
pengetahuannya kepada organisasi dan organisasi memberi imbalan atau menukarnya
dengan gaji atau upah. Hasil produksi oraganisasi, baik yang berupa barang
ataupun jasa, kemudian dijual. Hasil penjualan merupakan pendapatan organisasi
, dari pendapatan inilah organisasi memberikan imbalan kepada pegawainya.
Dalam
Teori Harapan, Motivasi seseorang dalam organisasi bergantung kepada harapannya
. Seseorang akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi tinggi dalam
organisasi kalau ia berkeyakinan bahwa dari prestasinya itu ia dapat
mengharapkan imbalan yang lebih besar. Seseorang yang tidak mempunyai harapan
bahwa prestasinya tidak akan dihargai lebih tinggi, tidak akan berusaha
meningkatkan prestasinya.
4.
Motivasi dalam
Kaitannya dengan Kepuasan Kerja
Teori
kepuasaan kerja dengan teori motivasi ibarat dua sisi mata uang. Pada kenyataannnya
kepuasaan kerja itu dapat meningkatkan motivasi kerja seseorang. Masalahnya
tergantung dalam hal apa ia terpuaskan. Dalam teori di atas dikatakan apabila
terpuaskan dalam kebutuhan sosial dan aktualisasi diri maka orang akan semakin
termotivasi untuk bekerja. Tetapi apabila terpuaskannya dalam faktor lingkungan
kerja maka ia hanya dapat mengurangi rasa ketidakpuasaan dan belum tentu
meningkatkan motivasi seseorang dalam bekerja. Misalnya, seseorang menpunyai
gaji yang memuaskan dalam bekerja, tentu ia merasa puas, tetapi belum tentu ia
termotivasi bekerja secara bertanggungjawab. Tetapi apabila orang puas terhadap
kebutuhan aktualisasi dirinya maka pasti oleh tersebut termotivasi untuk bekerja
sebab kebutuhan aktualisasi merupakan ciri-ciri orang yang menpunyai motivasi
tinggi.
Lepas
dari perdebatan konseptual di atas, maka yang jelas kepuasaan kerja dalam
ekspektasi seseorang terhadap pekerjaannya. Apakah harapan harapan terhadap
pekerjaan terpenuhi atau tidak merupakan persoalan puas atau tidak puas
a. Pendekatan
dalam Motivasi Kerja
Di
muka telah dijelaskan bahwa, secara teoritis motivasi merupakan suatu proses
dalam diri seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik faktor
fisiologis maupun faktor psikologis yang menggerakkan perilakunya untuk
mencapai hasil atau tujuan tertentu. Dalam pandangan sistem, motivasi terdiri
dari tiga komponen dasar yang saling berhubungan dan saling berinteraksi, yaitu
komponen kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan komponen imbalan
(incentives). Kebutuhan merupakan sesuatu yang menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan dalam diri seseorang, baik yang bersifat fisik maupun psihis.
Dorongan merupakan suatu kekuatan jiwa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak
dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Sedangkan imbalan merupakan tujuan
yang telah dicapai sebagai hasil tindakan atau perbuatan tersebut.
Tingkatan-tingkatan
kebutuhan menurut Maslow sebagaimana dipaparkan di muka, tampaknya memicu
penelitian lainnya, yaitu dengan munculnya teori “Dua faktor” dari Herzberg,
yang berkesimpulan, bahwa: (1) Kepuasan dalam pekerjaan selalu dihubungkan
dengan jenis pekerjaan (job content). (2) Ketidakpuasan dalam pekerjaan
disebabkan oleh hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek-aspek lingkungan yang
berhubungan dengan pekerjaan (job context).
Lebih
lanjut Herzberg menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan dalam
bekerja dinamakan „factor motivasi‟. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan
ketidakpuasan dalam bekerja disebut „faktor hygiene‟. Kedua faktor inilah yang
kemudian dikenal dengan “Dua Faktor Teori Motivasi dari Herzberg”. Faktor
Hygiene, yaitu sejumlah kondisi eksternal pekerjaan yang apabila kondisi itu
tidak ada menyebabkan ketidakpuasan bagi para pekerja. Oleh karena itu faktor
ini berfungsi untuk mencegah adanya ketidakpuasan, tetapi tidak memotivasi
untuk berprestasi lebih baik. Faktor-faktor ini, antara lain: gaji, jaminan
pekerjaan, kondisi pekerjaan, status, kebijakan-kebijakan perusahaan, kualitas
supervisi, kualitas hubungan pribadi dengan atasan dan rekan sejawat, serta
jaminan sosial. Faktor Motivator, yaitu sejumlah kondisi internal pekerjaan
yang apabila kondisi itu ada akan berfungsi sebagai motivator yang dapat
menghasilkan prestasi pekerjaan yang lebih baik. Tetapi jika kondisi itu tidak
ada, maka tidak akan menimbulkan adanya ketidakpuasan. Faktor ini berkenaan
dengan: prestasi, pengakuan, pekerjaan, tanggungjawab, kemajuan-kemajuan, dan
perkembangan kematangan individu itu sendiri.
Perluasan
lebih lanjut dari Herzberg dan Maslow, muncul teori Alderfer, yang
mengelompokkan tiga kelompok kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan eksistensi
(existensi needs), kebutuhan berhubungan (related needs), dan kebutuhan
berkembang (growth needs). Kebutuhan akan eksistensi ialah kebutuhan yang
membuat individu tetap bisa hidup seperti sandang, pangan, papan. Atau menurut
Maslow disebut kebutuhan biologis, dan menurut Herzberg disebutnya faktor
higienis. Kebutuhan berhubungan, yaitu suatu kebutuhan untuk menjalin hubungan
sosial dan bekerjasama dengan orang lain. Atau kebutuhan sosial menurut Maslow,
dan faktor higienis menurut Herzberg. Kebutuhan berkembang berkenaan dengan
semua bentuk yang berkaitan dengan keinginan instrinsik atau pengembangan
potensi seseorang. Istilah Maslow disebut kebutuhan tentang aktualisasi diri,
atau menurut Herzberg disebut kebutuhan motivasi. Salah satu perbedaan antara
Maslow, Herzberg dan Alderfer ialah bahwa Alderfer kurang sependapat dengan
Maslow yang menyatakan pemuasan kebutuhan manusia didasarkan pada suatu
hirarki. Artinya, kebutuhan-kebutuhan kedua tidak dapat dipenuhi sebelum
memuaskan kebutuhan pertama, begitu seterusnya secara berjenjang. Menurut
Alderfer, kebutuhan yang lebih tinggi dapat saja terpuaskan sebelum memuaskan
kebutuhan yang kedua.
5.
Teori Proses Motivasi
Kerja
Teori
proses lebih ditekankan pada pengkajian bagaimana motivasi itu bisa terjadi. Teori
yang relevan diantaranya ialah Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
dari Victor Vroom dan Teori Porter-Lawler. Teori Vroom sebetulnya merupakan
pengembangan dari teori Kurt Lewin dan Edward Tolman. Teori Vroom menunjukkan
sejumlah variabel yang dikenal dengan “VIE” (Valence, Instrumentality, dan
Expectancy).
Valensi
berkaitan dengan kadar kekuatan keinginan seseorang terhadap hasil tertentu. Indikasinya
mencakup nilai, upah, sikap, dan kegunaan hasil. Nilainya bisa bersifat positif
dan negatif. Positif apabila hasilnya disenangi, sebaliknya hasil yang
dihindari atau dibenci disebut valensi negatif. Instrumentalitis berkaitan
dengan hubungan antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua, atau
hubungan antara prestasi dengan imbalan atau pencapaian prestasi tersebut.
Pengharapan, adalah suatu keyakinan bahwa suatu usaha akan menghasilkan suatu
tingkat prestasi tertentu. Teori ini menunjukkan bahwa tingkat pengharapan
berkisar antara “0 – 1”
Pengharapan
“1” berarti individu mempunyai keyakinan bahwa ia mampu menyelesaikan tugas
dengan baik. Sedangkan pengharapan “0” berarti individu mempunyai keyakinan
bahwa ia tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik walaupun dengan kerja
keras. Implikasi teori Vroom bagi kehidupan organisasi ialah tiap-tiap individu
mempunyai keragaman kombinasi valensi, instrumentalitis, dan pengharapan. Vroom
menggambarkan hubungan antara individu dengan keberhasilan organisasi. Jika prestasi
kerja di bawah standar, maka besar kemungkinan para karyawan tidak akan memperoleh
hasil tingkat kedua, atau para pekerja tidak melihat konsekuensi dari tingkat pertama
untuk memperoleh hasil tingka kedua.
Model
pengharapan dari Vroom dirancang untuk membantu para pimpinan dalam memahami
kerja karyawan. Ide dasar dari teori pengharapan ini ialah bahwa motivasi
ditentukan oleh yang diharapkan diperoleh seseorang sebagai konsekuensi dari
tindakannya. Teori Porter-Lawler, mempunyai asumsi bahwa kepuasan dapat
meningkatkan prestasi kerja seseorang, dan sebaliknya ketidakpuasan akan
merusak kinerja seseorang. Dikatakannya, bahwa hasil dari usaha tidak selalu
memberikan kepuasan bagi individu, tetapi yang lebih penting secara langsung
memberikan kepuasan adalah upah yang diterimanya sebagai hasil dari
pekerjaannya, di samping itu perhatian dan penghargaan perlu diberikan atas
hasil kerja seseorang.
Implikasinya
terhadap kehidupan organisasi, ada beberapa hal yang harus dicegah agar tercipta
motivasi kerja, yaitu: (1) kegunaan terhadap kemampuan dan pengetahuan karyawan,
(2) keadaan visi dan cara kerja tiap- tiap individu karyawan, (3)
ketergantungan para pekerja terhadap orang lain, dan (4) keraguan dalam
melaksanakan pekerjaan. Langkah-langkah yang perlu diupayakan antara lain: (1)
menentukan skala upah tiap-tiap pekerja, (2) menentukan standar kinerja, (3)
membantu karyawan untuk mencapai kinerja yang optimal, dan (4) adanya
kesesuaian antara upah, gaji atau insentif yang diterima dengan prestasi
kerjanya.
6.
Keterkaitan Motivasi
dengan Kepuasan Kerja
Berdasarkan
pada uraian di muka, maka dapat disimpulkan bahwa untuk melihat keterkaitan
antara motivasi dengan kepuasan kerja, dapat dilihat dari konsep produktivitas orang
dalam organisasi. Secara teoritis, produktivitas manusia terletak pada
kemampuan individu, sikap individu, keterampilan individu, serta manajemen
maupun organisasi kerja.
Motivasi
merupakan salah satu bagian terpenting dalam meningkatkan kinerja seseorang.
Dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri individu dan
dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Kedua faktor ini menjadi kekuatan
yang dapat membuat seseorang berprestasi dengan baik. Tanpa motivasi,
produktivitas sulit tercapai, sebab motivasi merupakan faktor terpenting untuk
mengubah nasib individu maupun instansi.
Motivasi
pada dasarnya mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan suatu kebutuhan
atau tujuan. Dan kepuasan akan mengacu kepada pengalaman yang menyenangkan pada
saat terpenuhinya suatu kebutuhan. Dengan kata lain bahwa kaitan antara
motivasi dengan kepuasan kerja adalah suatu dorongan yang timbul dari individu guru
untuk mencapai hasil yaitu melaksanakan pekerjaan, sehingga hasil tersebut memberikan
kepuasan. Seorang pimpinan organisasi harus memahami bahwa sebelum individu
pegawai menyadari akan adanya kebutuhan, didahului oleh dorongan-dorongan yang
seringkali menimbulkan ketidakseimbangan dalam diri si guru. Kebutuhan akan
suatu pekerjaan yang diharapkan merupakan konsep yang memberikan dasar dan
sekaligus arah pada terbentuknya motivasi dalam melakukan pekerjaan yang kuat.
Motivasi sebagai suatu proses menyangkut kondisi psikologis guru, banyak dipengaruhi
oleh berbagai faktor, diantaranya ciri-ciri pribadi individu guru, tingkat dan
jenis tugas yang harus dikerjakan, dan lingkungan pekerjaan.
Sebagai
gambaran tentang proses motivasi, Gibson (1988:122) menjelaskan bahwa, individu
berusaha memenuhi berbagai kebutuhan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi menyebabkan
orang mencari jalan untuk menurunkan ketegangan-ketagangan, maka terjadilah
perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan.
7.
Motivasi dalam
Peningkatan Kinerja dan Produktivitas
Secara
konseptual, kinerja merupakan terjemahan yang paling dianggap sesuai dari
istilah performance, juga diartikan unjuk kerja atau pelaksanaan kerja
atau pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja. Smith
dalam Yoyon Bahtiar Irianto (1997:82) menyatakan bahwa performance atau
kinerja adalah :" output drive from processes, human or
otherwise". Jadi dikatakanya bahwa kinerja merupakan hasil kerja dari
suatu proses. Artinya, hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan unjuk kerja seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang
telah dipercayakan kepadanya sesuai dengan fungsi dan kedudukannya.
Kinerja
yang baik dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi. Sebab kemampuan tanpa
motivasi atau motivasi tanpa kemampuan, keduanya tidak dapat menghasilkan
output yang tinggi. Untuk memperjelas ungkapan tersebut, McAfee dan Poffenberger
(1982:3) menggambarkan secara matematik, yaitu Ability x Motivation = Job
Performance.
Berdasarkan
rumus tersebut dapat dikatakan bahwa, kinerja merupakan hasil perkalian antara
kemampuan dan motivasi. Kemampuan merupakan hasil perpaduan antara pendidikan,
pelatihan dan pengalaman. Sedangkan pengertian motivasi, diartikan sebagai
suatu daya pendorong (driving force) yang menyebabkan orang berbuat
sesuatu. Kemampuan personil, erat kaitannya dengan cara mengadakan penilaian
terhadap pekerjaan seseorang, sehingga perlu ditetapkan "Standard
Performance".
Paul
Mali (1978) mengemukakan bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau
meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan
sumberdaya secara efesien. Oleh karena itu produktivitas seringkali diartikan
sebagai ratio antara keluaran dan masukan. Sebetulnya, konsep produktivitas berkembang
dari pengertian teknis sampai dengan perilaku. Produktivtas dalam arti teknis
mengacu kepada derajat keefektivan, efisiensi dalam penggunaan sumberdaya.
Sedangkan
dalam pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa
berusaha untuk terus berkembang.Perwujudan sikap mental tersebut antara lain:
(1) Yang berkaitan dengan diri sendiri dapat dilakukan melalui peningkatan: (a)
pengetahuan, (b) keterampilan, (c) disiplin, (d) upaya pribadi, dan (e)
kerukunan kerja; (2) Yang berkaitan dengan pekerjaan kita dapat dilakukan
melalui: (a) managemen dan metode kerja yang lebih baik, (b) penghematan biaya,
(c) tepat waktu, dan (d) sistem dan teknologi yang lebih baik.
Dewasa
ini, produktivitas individu mendapat perhatian cukup besar. Hal ini didasarkan
pada pemikiran bahwa sebenarnya produktivitas manapun bersumber dari individu
yang melakukan kegiatan. Namun individu yang dimaksud adalah individu dalam arti
tenaga kerja yang memiliki kualitas kerja yang memadai. Kualitas kerja adalah
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan
spesipikasi dan atau harapan. Konsep ini hanya dapat berorientasi kepada
masukan, keluaran atau kedua-duanya. Di samping itu kualitas juga berkaitan
dengan proses produksi dan hal ini berpengaruh pula pada kualitas hasil yang
dicapai.
Berdasarkan
pengertian teknis produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama, yaitu
produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Secara fisik produktivitas diukur secara
kuantitatif seperti banyaknya keluaran. Sedangkan berdasarkan nilai,
produktivitas diukur atas dasarnilai-nilai kemampuan,sikap, perilaku, disiplin,
motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan atau tugas. Oleh karena itu mengukur
tingkat produktivitas tidaklah mudah, di samping banyaknya variabel, juga
ukuran yang digunakan sangat bervariasi.
Penjelasan
tersebut mengandung arti bahwa keluaran yang dihasilkan diperoleh dari keseluruhan
masukan yang ada dalam organisasi. Masukan tersebut lazim dinamakan sebagai
faktor produksi. Keluaran yang dihasilkan dicapai dari masukan yang melakukan proses
kegiatan yang bentuknya dapat berupa produk nyata atau jasa. Produktivitas
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu dan faktor dari luar
individu. Faktor yang berasal dari individu meliputi: (1) pendidikan dan
pelatihan, (2) motivasi dan kepuasan kerja, (3) komitmen dan (4) etos kerja.
Sedangkan faktor yang berasal dari luar individu meliputi: (1) tingkat
penghasilan, (2) keluarga, (3) fasilitas yang tersedia, (4) iklim kerja, (5) hubungan
antara manusia dan (6) kepemimpinan.
B. Mengembangkan Inovasi dan Menciptakan
Produk dan Layanan yang unggul
Untuk
berwirausaha, inovasi dan kreativitas adalah hal yang perlu dimiliki dan
dikembangkan dalam diri wirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah
usaha. Keduanya sering kali dipandang hampir serupa. Inovasi dan kreativitas
adalah inti dari kewirausahaan. Pada dasarnya sebuah inovasi dalam berusaha
adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang
untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki kinerja usaha. Sedangkan kreativitas
dapat dipandang sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
Kemampuan
yang dihasilkan oleh kreativitas merupakan kemampuan dalam membuat sesuatu
menjadi baru dalam keberadaannya dan merupakan pembentukan ide-ide baru yang
original dan tidak biasa atau unik. Pola pikir dari orang kreatif adalah
berpikir out of the box, serta memiliki pikiran yang terbuka dan bebas untuk
mendekati sesuatu dengan cara baru. Sedangkan, inovasi adalah
mengimplementasikan kreativitas terhadap sesuatu menjadi satu kombinasi baru
yang dapat menghasilkan. Definisi baru disini tidak selalu berarti original,
melainkan kebaruan atau diperbaharui, yang berarti juga adalah improvement,
karena inovasi tidak harus selalu barang atau jasa baru, melainkan perbaikan
atau pengembangan dari barang atau jasa yang telah ada.
Pengembangan
usaha membutuhkan kemampuan inovasi dan kreativitas untuk menghadapi tantangan
dalam usaha, khususnya untuk menemukan produk dan layanan yang unggul. Banyak
produk dan layanan yang dihasilkan oleh pebisnis sukses merupakan hasil inovasi
dan kreativitas yang dikembangkan dalam usaha. Oleh karena itu, untuk menjadi
wirausaha yang unggul diperlukan kemampuan melakukan inovasi dan kreativitas.
1.
Peranan Inovasi dan
Kreativitas dalam Pengembangan Produk dan Jasa
Inovasi
memegang peranan penting dalam mengembangkan produk dan jasa dalam bisnis.
Berbagai kesuksesan wirausaha di dunia disebabkan oleh kreativitas dalam
mengembangkan produk. Persaingan yang ketat dalam berwirausaha mendorong
wirausaha untuk memiliki kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut
harus dilandasi cara berpikir yang maju, gagasan-gagasan baru yang berbeda
dibandingkan produk-produk yang telah ada. Berbagai gagasan-gagasan yang
kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu dan
memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha yang pada awalnya
kelihatan mustahil. Saat ini berbagai hasil inovasi yang didasarkan kreativitas
wirausaha menjadi produk dan jasa yang unggul. Wirausaha melalui proses kreatif
dan inovatif menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa yang kemudian
menciptakan berbagai keunggulan termasuk keunggulan bersaing. Perusahaan
seperti Microsoft, Sony, dan Toyota Motor, merupakan contoh perusahaan yang
sukses dalam produknya karena memiliki kreativitas dan inovasi dibidang
teknologi. Berikut contoh-contoh di dalam dunia nyata.
a.
Microsoft
dan kreativitas
Bill
Gates, pendiri dan CEO dari Microsoft, telah sering bebas menyatakan bahwa ia tidak
inovator dan tidak ingin menjadi pemimpin dalam pengembangan perangkat lunak, bisnis
yang berisiko tinggi dengan masa depan yang tidak dapat diprediksi. Dia lebih
memilih perusahaan lain untuk datang dengan ide-ide inovatif dan menguji
pemasaran mereka. Jika berhasil, Microsoft juga akan mencoba untuk mendapatkan
teknologi mereka, atau mengembangkan produk untuk aplikasi serupa.
Bill
Gates mengklaim bahwa sebagai hasil dari pemikiran seperti ini, perusahaannya mulai
dari awal gaya yang sangat sederhana dan basement, dan telah berkembang menjadi
pengembang perangkat lunak yang dominan di dunia, sementara membuat dia orang terkaya
di dunia.
Bill
Gates adalah orang yang sangat kreatif yang tahu bagaimana menerapkan kreativitas
untuk berbagai teknik pengembangan pasar. Kontrak yang terkenal dengan IBM untuk
mengembangkan MS DOS adalah apa yang membawa Microsoft dari perusahaan skala kecil
software biasa untuk menjadi pemain utama. Dalam kontrak itu, ia cukup kreatif
untuk menemukan cara untuk melayani IBM, sambil mempertahankan hak lisensi dari
"sistem operasi nya.
Di
belakang, banyak analis mengklaim bahwa itu adalah kepicikan dari IBM untuk membiarkan
Bill Gates untuk pergi dengan kontrak tersebut. Mungkin kepicikan adalah faktor.
Tetapi jika kita memproyeksikan kembali ke awal 1980-an, sangat sedikit orang
akan memiliki visi untuk mengenali pentingnya perangkat lunak, dan bahkan lebih
sedikit pertumbuhan potensinya.
Bill
Gates adalah cukup kreatif untuk mengusulkan semacam kontrak untuk IBM, dan IBM
adalah rabun cukup untuk menerimanya. Bill Gates adalah pemasar sangat kreatif.
b. Membongkar kode Perang Dunia II
Selama
Perang Dunia II, badan intelijen Inggris bingung oleh torpedo kapal dagang di lepas
pantai Inggris dan Irlandia. Mereka mencegat pesan dipahami dari Jerman ke
U-perahu mereka komandan. Untuk mempercepat mengartikan dan efektivitas
mencegat pesan, lembaga menemukan apa yang disebut mesin Turret yang merupakan
kelanjutan dari proses pemecahan kode secara resmi dilakukan dengan tangan. Itu
begitu sukses bahwa sekutu yang
tenggelam kapal selam Jerman di tingkat satu hari. Mesin Turret digunakan
sampai 1944 ketika Jerman tertangkap pada kode menerobos
agen ganda dan pada gilirannya meningkatkan kemungkinan jawaban yang
benar secara eksponensial dengan mesin baru.
Inggris kemudian pada gilirannya
menciptakan apa yang tidak dikenal, computer
diprogram pertama untuk
memecahkan kode baru Jerman. The "komputer" diperintahkan
untuk dimusnahkan oleh
Pemerintah Inggris setelah D-Day untuk melindungi operasi
intelijen mereka dan
judul komputer pertama pada gilirannya pergi ke tahun "ENIAC" satu
nanti.
c. Kreativitas & DNA
James Watson, seorang ahli genetika
Amerika, dan Francis Crick, seorang ahli fisika Inggris, bekerja sama untuk
beberapa waktu di University of Cambridge di Inggris, menemukan struktur DNA.
Peneliti lain telah mencoba banyak pendekatan, namun tidak satupun dari mereka
bisa datang dengan penjelasan yang memuaskan untuk struktur DNA.
Cerita berlanjut bahwa satu malam pada
tahun 1953, salah satu dari dua ilmuwan bermimpi. Dia bermimpi bahwa dua ular
yang saling terkait satu sama lain dan menari. Dia terbangun kaget dari mimpi.
Saat itulah pekerjaan detektif intensif mereka datang ke puncaknya dalam bentuk dua untai DNA
yang diadakan bersama-sama dalam bentuk helix ganda sekarang terkenal.
d. Kreativitas di Apple Computers
Komputer Apple adalah contoh yang baik
dari pasang surut dari proses kreatif. Apple memiliki ide-ide besar dan
orang-orang menyukai komputer mereka yang sederhana dan mudah digunakan.
"Desktop" cara mereka mengorganisasikan materi pada komputer dengan
sampah yang bisa untuk pembersihan mengajukan banding ke non-teknisi. Tetapi Apple
punya masalah. Ide teknis yang jauh ke depan dari waktu, namun pendekatan manajerial
dan pemasaran adalah pelit, lebih cocok dengan pemikiran abad terakhir. Mereka tidak
membuat sistem operasi mereka tersedia secara luas sehingga orang lain bisa
menulis program yang akan dijalankan pada komputer mereka, sehingga
meningkatkan penerapan dan permintaan untuk komputer mereka. On dan off Apple
memiliki gelombang kreativitas yang membawanya kembali, tapi kemudian lagi akan
terjerumus ke dalam tinta merah.
Melalui kompetisi, Apple terpaksa kembali
ke papan gambar dan menciptakan sesuatu yang baru dan lebih baik, dan kemudian
seri Macintosh keluar dan memberi Apple kebangkitan sangat dibutuhkan yang
sedang mencari. Tapi sekali lagi, terutama melalui pertempuran ego, kreativitas
yang menahan di Apple, dan kehilangan pangsa pasarnya. Tinta merah mengalir
dengan bebas. Dengan penciptanya, Steven Jobs, kembali, perusahaan tampaknya
lagi akan siap untuk comeback.
2.
Mengembangkan
Produk dan Jasa yang Unggul
Salah satu yang harus dilakukan oleh wirausaha
adalah mengembangkan produk dan jasa yang unggul. Secara umum proses ini adalah
proses kreatif dan inovasi yang harus dilakukan oleh wirausaha. Selain itu
adanya perubahan yang cepat dalam selera, teknologi dan persaingan yang ketat
merupakan suatu kondisi yang menuntut banyak perusahaan yang bersaing
memperebutkan peluang pasar baik itu perusahaan yang menghasilkan produk
sejenis maupun perusahaan yang menghasilkan produk beragam.
Hal ini menuntut wirausaha untuk dapat
melahirkan strategi dalam mensiasati pasar dengan peluncuran produk inovasi
baru (pioneer product). Seorang wirausaha dapat mengembangkan
produk mengikuti strategi umum yang dilakukan oleh perusahaan. Sebuah perusahaan
dapat memperoleh produk baru lewat dua cara yaitu (1) akuisisi yaitu dengan membeli
seluruh perusahaan, hak paten, atau lisensi untuk membuat produk perusahaan lain,
(2) lewat pengembangan produk baru dalam departemen litbang perusahaan sendiri yang
berupa pengembangan produk asli, perbaikan produk, modifikasi produk, dan
merek. (Kotler, 1987).
Para wirausaha khususnya wirausaha baru
tentunya tidak diarahkan untuk membeli perusahaan, paten dan lisensi, akan
tetapi sesuai dengan teori tersebut, maka salah satu proses dalam mengembangkan
produk oleh wirausaha baru adalah mengembangkan produk yang baru yang asli,
memperbaiki produk, memodifikasi produk dan bahkan memperbaiki merek.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
B.
SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar