
Laporan Observasi
Laporan
Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata
Kuliah Pendidikan IPS SD
Dosen
Pengampu: Dr. Kurotul Aeni, M.Pd
Disusun
oleh:
Abdul
Aziz
1401415322
PGSD
UPP TEGAL
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2016
LAPORAN OBSERVASI
PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR
A.
Pelaksanaan
Observasi
Hari/ Tanggal : Rabu, 4 Mei 2016
Waktu : 09.00 WIB - selesai
Tempat : SDN DLIMAS 01 (kelas
IV)
Alamat : Desa
Dlimas, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang
Guru Kelas : Dian Pangestika, S.Pd
B.
Hasil
Observasi
I.
Profil Sekolah
1. Nama
Sekolah : SD Negeri Dlimas 01
2.
Alamat :
Desa Dlimas, Kec. Banyuputih, Kabupaten Batang
3. Jumlah
Siswa Kelas IV: 15 anak
II. Kurikulum
yang digunakan
Kurikulum
yang digunakan di SD Negeri Dlimas 01
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dimana Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum
2006 adalah
sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP
secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah
dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan
Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
masih banyak digunakan di sekolah-sekolah dasar seperti contohnya SD Negeri
Dlimas 01 ini. Penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai
para guru cukup mudah dalam peneyampaian materi kepada siswa dan sistem
penilaian yang sudah dipahami oleh para guru. Pembelajaran yang digunakan pada
kurikulum ini lebih efektif, karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
mengedepankan penanaman konsep awal yang matang kepada para siswa. Kemudian
dari segi siswa, para siswa lebih mudah menerima pembelajaran. Hal ini karena
perangkat pembelajaran yang ada seperti buku pelajaran memuat materi yang
lengkap. Berbeda dengan buku pelajaran pada kurikulum 2013 yang kurang
menjelaskan konsep awal secara mendetail. Kemudian penggunaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Dlimas 01 lebih memudahkan para orang tua
untuk mengetahui sistem penilaian pada pembelajaran. Sehingga orang tua
mengetahui pencapaian prestasi anaknya.
III. Hasil
Observasi
Rabu, 4 Mei 2016 saya melakukan
observasi mengenai pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. SD yang saya observasi
adalah kelas 4 di SDN 01 DLIMAS, yaitu di daerah kecamatan Banyuputih kabupaten
Batang. SD tersebut termasuk di daereah pegunungan dengan jumlah siswa 15
peserta didik, laki-laki 10 dan perempuannya 5, sedangkan jumlah guru ada 7
termasuk kepala sekolah. Guru kelas bernama ibu Dian Pangestika, S.Pd. Materi
pada hari itu adalah Masalah Sosial.
Pelajaran IPS dimulai pukul 09.00
setelah peserta didik mengikuti mata pelajaran olahraga. Guru masuk pertama
yang dilakukan adalah mengucapkan salam kepada peserta didik dan menanyakan
bagaimana kabarnya, peserta didik menjawab cukup keras namun ada juga yang sedikit
lemas karena mungkin lelah habis berolahraga, kemudian dilanjut dengan berdo’a
yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru mengabsen peserta didik dengan
memanggil satu persatu dengan keras dan anak yang di panggil mengangkat
tangannya, setelah di absen ternyata ada yang tidak masuk satu anak. Lalu
setelah mengabsen guru langsung memulai pembelajaran dengan menerangkan judul
yang akan dibahas pada hari tersebut, yaitu Permasalahan Sosial, siswa di suruh
membuka buku/LKS IPS yaitu pada halaman 104, sambil menunggu siswa membuka
buku, guru memasang media utuk pembelajaran IPS tersebut, media yang digunakan
adalah media gambar, dengan menggunakan kertas manila besar dan di tuliskan
pengertian masalah sosial dan gambar-gambar contoh masalah sosial yang terjadi
dimasyarakat sekitar. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang sudah
belajar? Namun hanya 2 anak yang tadi malam belajar yaitu siswa yang putri, dan
dilanjutkan guru menerangkan kembali dengan metode ceramah sambil menulis di
papan tulis dan menunjukkan media gambar yang sudah ada. Sedangkan peserta
didik menyimak dan sambil membaca bukunya, namun ada juga yang hanya
memperhatikan, ada juga yang hanya menulis yang dilihat dipapan tulis. Tidak
hanya itu, ada juga yang bermain sendiri dan ada juga yang pendiam, mungkin
karena baru jam olahraga dan waktunya juga sudah menjelang siang. Namun guru
teap memperhatikan sambil menerangkan, jika ada yang tidak memperhatikan guru
menggunakan cara memanggilnya agar memperhatikan lagi, dengan cara hanya
memanggil siswa yang tidak memperhatikan agar siswa tersebut memperhatikan
lagi.
Sambil berceramah guru juga menggunakan
metode tanya jawab, sehingga dalam menyampaikan materi guru menyisipkan
pertanyaan dan siswa menjawab secara spontan, sehingga dalam pembelajaran
tersebut terjadi komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Siswa-siswa juga
aktif berpartisipasi ketika guru bertanya mengenai apa yang sedang dibahas,
walaupun tidak semua siswa, karena mungkin siswa juga ada yang belum belajar
dan kurang informasi ataupun pelajaran yang sedang dibahas. Guru juga
menggunakan metode kata ulang, yaitu dengan cara guru menjelaskan pengertian
masalah sosial dan anak disuruh mengulangi kalimat yang di sampaikan guru. Pada
kegiatan inti belajar mengajar ini, guru menjelaskan materi dibantu dengan
media pembelajaran berupa bagan yang berisi sub-sub materi serta contoh gambar
dari permasalahan sosial. Penggunaan media pembelajaran pada setiap
pembelajaran sangat membantu pendidik untuk memudahkan untuk menyampaikan
materi dengan cara menunjuk apa yang akan dijelaskan oleh pendidik tersebut.
Pada kegiatan pembelajaran guru sangat
berusaha untuk memancing keaktifan peserta didik, guru menjelaskan materi
diselingi dengan tanya jawab antara pendidik dengan peserta didik. Sehingga
peserta didik dituntut juga untuk berpikir mengenai materi permasalahan sosial,
dan tidak hanya mendengarkan guru menyampaikan materi. Jadi pada kegiatan
pembelajaran, pendidik menjelaskan materi yang sudah disiapkan dengan
menggunakan metode ceramah diselingi dengan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar yang dipasang
pada kertas manila.
Setelah guru menjelaskan, pada akhir
pembelajaran pendidik merefleksi materi kegiatan belajar mengajar atau
mengulang kembali inti dari materi tersebut. Setelah menjelaskan kembali
kemudian peserta didik diberikan lembar soal untuk mengevaluasi hasil kegiatan
belajar mengajar tersebut apakah peserta didik memahami materi yang disampaikan
oleh pendidik atau tidak. Pada waktu evaluasi peserta didik diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai pemahaman selama 20
menit dengan jumlah soal 10. Kemudian masing-masing soal tersebut dibahas
kembali oleh guru dengan peserta didik dan nantinya hasil nilai yang dipeoleh
peserta didik dapat menjadi acuan tingkat pemahaman masing-masing peserta didik
dalam memahami materi yang disampaikan pendidik dan untuk penilaian harian yang
akan di masukkan kedalam raport. Saat penilaian ternyata masih ada yang salah
dalam menjawab, dari sekian anak berjumlah 15 belum ada yang benar semua dalam
menjawab, paling baik yaitu benar 8 soal. Ada juuga yang hanya benar 5,
sehingga guru menggunakan metode evaluasi yaitu anak disuruh mengerjakkan ulang
dengan soal yang sama untuk anak yang nilainya kurang dari 70 atau disebut juga
dengan remidi, kemudian untuk yang nilainya lebih atau sama dengan 70 diberikan
soal pengayaan untuk menambah ilmu dan agar tidak memberikan efek kecemburuan
jika yang mengerjakkan hanya yang nilainya di bawah 70. Sehingga dengan cara
tersebut nilai yang di peroleh atau hasil terakhir di harapkan tidak ada
peeserta didik yang nilainya kurang dari KKM.
Setelah guru menilai dan memberikan soal
remidi dan pengayaan, guru menanyakan kembali kepada peserta didik apakah ada
yang di tanyakan? Dan peserta didik menjawab “tidak ada”, lalu guru memberikan
kata-kata motivasi sebagai penyemangat peserta didik untuk selalu belajar.
Kemudian guru mengucapkan salam dan di tutup dengan do’a setelah belajar.
IV. Kesimpulan
Pembelajaran
IPS kelas IV di SDN DLIMAS 01, guru kelas menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, kata ulang, evaluasi (pemberian soal dan remidi/pengayaan), kemudian
untuk mendukuk proses mengajar guru menggunakan media gambar di tempelkan
dikertas manila, berupa cotoh-conto masalah sosial dan pengertian masalah soial
dan menggunakan buku IPS sebagai sumber materi. Guru sangat berusaha agar anak
didiknya berpartisiasi dalam pembelajaran tersebut dengan cara guru
menyampaikan materi sambil memberikan pertanyaan agar siswa dapat ikut berfikir
dan berani menjawab atau menyampaikan sesuatu dalam materi Masalah Sosial.
Peserta didik sangat aktif karena ketika mereka hanya diam atau bercanda, guru
selalu memberikan perhatian dengan cara memanggil dan memberi pertanyaan kepada
anak tersebut atau hanya cukup dengan menegur.
Metode dan media
dalam guru menyampaikan materi ternyata sangat mendukung sukses tidaknya dalam
pembelajaran terutama dalam mata pelajaran IPS, agar peserta didik tidak bosan
dengan materi IPS yang sangat banyak dan penuh dengan hafalan. Oleh karena itu,
sebagai calon guru kita harus dapat memilih dan memilah metode-metode dan media-media
yang akan digunakan untuk pembelajaran nantinya.
C.
Dokumentasi




Tidak ada komentar:
Posting Komentar