Rabu, 19 September 2018

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran IPS SD




Laporan Observasi
Laporan Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Pendidikan IPS SD

Dosen Pengampu: Dr. Kurotul Aeni, M.Pd


Disusun oleh:

Abdul Aziz
1401415322





PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016




LAPORAN OBSERVASI
PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR
A.    Pelaksanaan Observasi
Hari/ Tanggal              : Rabu, 4 Mei 2016
Waktu                         : 09.00 WIB - selesai
Tempat                        : SDN DLIMAS 01 (kelas IV)
Alamat                                    : Desa Dlimas, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang
Guru Kelas                  : Dian Pangestika, S.Pd
B.     Hasil Observasi
I.          Profil Sekolah
1.      Nama Sekolah    : SD Negeri Dlimas 01
2.      Alamat               : Desa Dlimas, Kec. Banyuputih, Kabupaten Batang
3.      Jumlah Siswa Kelas IV: 15 anak
II.       Kurikulum yang digunakan
Kurikulum yang digunakan di SD  Negeri Dlimas 01 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) masih banyak digunakan di sekolah-sekolah dasar seperti contohnya SD Negeri Dlimas 01 ini. Penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai para guru cukup mudah dalam peneyampaian materi kepada siswa dan sistem penilaian yang sudah dipahami oleh para guru. Pembelajaran yang digunakan pada kurikulum ini lebih efektif, karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengedepankan penanaman konsep awal yang matang kepada para siswa. Kemudian dari segi siswa, para siswa lebih mudah menerima pembelajaran. Hal ini karena perangkat pembelajaran yang ada seperti buku pelajaran memuat materi yang lengkap. Berbeda dengan buku pelajaran pada kurikulum 2013 yang kurang menjelaskan konsep awal secara mendetail. Kemudian penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Dlimas 01 lebih memudahkan para orang tua untuk mengetahui sistem penilaian pada pembelajaran. Sehingga orang tua mengetahui pencapaian prestasi anaknya.
III.    Hasil Observasi
Rabu, 4 Mei 2016 saya melakukan observasi mengenai pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. SD yang saya observasi adalah kelas 4 di SDN 01 DLIMAS, yaitu di daerah kecamatan Banyuputih kabupaten Batang. SD tersebut termasuk di daereah pegunungan dengan jumlah siswa 15 peserta didik, laki-laki 10 dan perempuannya 5, sedangkan jumlah guru ada 7 termasuk kepala sekolah. Guru kelas bernama ibu Dian Pangestika, S.Pd. Materi pada hari itu adalah Masalah Sosial.
Pelajaran IPS dimulai pukul 09.00 setelah peserta didik mengikuti mata pelajaran olahraga. Guru masuk pertama yang dilakukan adalah mengucapkan salam kepada peserta didik dan menanyakan bagaimana kabarnya, peserta didik menjawab cukup keras namun ada juga yang sedikit lemas karena mungkin lelah habis berolahraga, kemudian dilanjut dengan berdo’a yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru mengabsen peserta didik dengan memanggil satu persatu dengan keras dan anak yang di panggil mengangkat tangannya, setelah di absen ternyata ada yang tidak masuk satu anak. Lalu setelah mengabsen guru langsung memulai pembelajaran dengan menerangkan judul yang akan dibahas pada hari tersebut, yaitu Permasalahan Sosial, siswa di suruh membuka buku/LKS IPS yaitu pada halaman 104, sambil menunggu siswa membuka buku, guru memasang media utuk pembelajaran IPS tersebut, media yang digunakan adalah media gambar, dengan menggunakan kertas manila besar dan di tuliskan pengertian masalah sosial dan gambar-gambar contoh masalah sosial yang terjadi dimasyarakat sekitar. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang sudah belajar? Namun hanya 2 anak yang tadi malam belajar yaitu siswa yang putri, dan dilanjutkan guru menerangkan kembali dengan metode ceramah sambil menulis di papan tulis dan menunjukkan media gambar yang sudah ada. Sedangkan peserta didik menyimak dan sambil membaca bukunya, namun ada juga yang hanya memperhatikan, ada juga yang hanya menulis yang dilihat dipapan tulis. Tidak hanya itu, ada juga yang bermain sendiri dan ada juga yang pendiam, mungkin karena baru jam olahraga dan waktunya juga sudah menjelang siang. Namun guru teap memperhatikan sambil menerangkan, jika ada yang tidak memperhatikan guru menggunakan cara memanggilnya agar memperhatikan lagi, dengan cara hanya memanggil siswa yang tidak memperhatikan agar siswa tersebut memperhatikan lagi.
Sambil berceramah guru juga menggunakan metode tanya jawab, sehingga dalam menyampaikan materi guru menyisipkan pertanyaan dan siswa menjawab secara spontan, sehingga dalam pembelajaran tersebut terjadi komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Siswa-siswa juga aktif berpartisipasi ketika guru bertanya mengenai apa yang sedang dibahas, walaupun tidak semua siswa, karena mungkin siswa juga ada yang belum belajar dan kurang informasi ataupun pelajaran yang sedang dibahas. Guru juga menggunakan metode kata ulang, yaitu dengan cara guru menjelaskan pengertian masalah sosial dan anak disuruh mengulangi kalimat yang di sampaikan guru. Pada kegiatan inti belajar mengajar ini, guru menjelaskan materi dibantu dengan media pembelajaran berupa bagan yang berisi sub-sub materi serta contoh gambar dari permasalahan sosial. Penggunaan media pembelajaran pada setiap pembelajaran sangat membantu pendidik untuk memudahkan untuk menyampaikan materi dengan cara menunjuk apa yang akan dijelaskan oleh pendidik tersebut.
Pada kegiatan pembelajaran guru sangat berusaha untuk memancing keaktifan peserta didik, guru menjelaskan materi diselingi dengan tanya jawab antara pendidik dengan peserta didik. Sehingga peserta didik dituntut juga untuk berpikir mengenai materi permasalahan sosial, dan tidak hanya mendengarkan guru menyampaikan materi. Jadi pada kegiatan pembelajaran, pendidik menjelaskan materi yang sudah disiapkan dengan menggunakan metode ceramah diselingi dengan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar yang dipasang pada kertas manila.
Setelah guru menjelaskan, pada akhir pembelajaran pendidik merefleksi materi kegiatan belajar mengajar atau mengulang kembali inti dari materi tersebut. Setelah menjelaskan kembali kemudian peserta didik diberikan lembar soal untuk mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar tersebut apakah peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh pendidik atau tidak. Pada waktu evaluasi peserta didik diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai pemahaman selama 20 menit dengan jumlah soal 10. Kemudian masing-masing soal tersebut dibahas kembali oleh guru dengan peserta didik dan nantinya hasil nilai yang dipeoleh peserta didik dapat menjadi acuan tingkat pemahaman masing-masing peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan pendidik dan untuk penilaian harian yang akan di masukkan kedalam raport. Saat penilaian ternyata masih ada yang salah dalam menjawab, dari sekian anak berjumlah 15 belum ada yang benar semua dalam menjawab, paling baik yaitu benar 8 soal. Ada juuga yang hanya benar 5, sehingga guru menggunakan metode evaluasi yaitu anak disuruh mengerjakkan ulang dengan soal yang sama untuk anak yang nilainya kurang dari 70 atau disebut juga dengan remidi, kemudian untuk yang nilainya lebih atau sama dengan 70 diberikan soal pengayaan untuk menambah ilmu dan agar tidak memberikan efek kecemburuan jika yang mengerjakkan hanya yang nilainya di bawah 70. Sehingga dengan cara tersebut nilai yang di peroleh atau hasil terakhir di harapkan tidak ada peeserta didik yang nilainya kurang dari KKM.
Setelah guru menilai dan memberikan soal remidi dan pengayaan, guru menanyakan kembali kepada peserta didik apakah ada yang di tanyakan? Dan peserta didik menjawab “tidak ada”, lalu guru memberikan kata-kata motivasi sebagai penyemangat peserta didik untuk selalu belajar. Kemudian guru mengucapkan salam dan di tutup dengan do’a setelah belajar.
IV.    Kesimpulan
Pembelajaran IPS kelas IV di SDN DLIMAS 01, guru kelas menggunakan metode ceramah, tanya jawab, kata ulang, evaluasi (pemberian soal dan remidi/pengayaan), kemudian untuk mendukuk proses mengajar guru menggunakan media gambar di tempelkan dikertas manila, berupa cotoh-conto masalah sosial dan pengertian masalah soial dan menggunakan buku IPS sebagai sumber materi. Guru sangat berusaha agar anak didiknya berpartisiasi dalam pembelajaran tersebut dengan cara guru menyampaikan materi sambil memberikan pertanyaan agar siswa dapat ikut berfikir dan berani menjawab atau menyampaikan sesuatu dalam materi Masalah Sosial. Peserta didik sangat aktif karena ketika mereka hanya diam atau bercanda, guru selalu memberikan perhatian dengan cara memanggil dan memberi pertanyaan kepada anak tersebut atau hanya cukup dengan menegur.
Metode dan media dalam guru menyampaikan materi ternyata sangat mendukung sukses tidaknya dalam pembelajaran terutama dalam mata pelajaran IPS, agar peserta didik tidak bosan dengan materi IPS yang sangat banyak dan penuh dengan hafalan. Oleh karena itu, sebagai calon guru kita harus dapat memilih dan memilah metode-metode dan media-media yang akan digunakan untuk pembelajaran nantinya.


C.    Dokumentasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Motivasi Kisah Pribadi

Perjuangan Seorang “Kuli Bangunan untuk Kuliah” Berdasarkan kisah nyata pribadi Oleh : Abdul Aziz Saya tidak pernah menyangka sa...