LAPORAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
“OBSERVASI METODE PEMBELAJARAN di SD”

Laporan ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar IPS
Dosen
Pengampu : Eka Titi Andaryani
S.Pd.,M.Pd.
Disusun oleh
:
Abdul Aziz 1D
1401415322
23
PROGRAM
STUDI PGSD
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
I. Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Sosial termasuk salah satu mata pelajaran yang amat
penting dikuasai dan diminati sejak tingkat Sekolah Dasar oleh karena itu mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting diminati oleh siswa yang
ditunjukkan dengan motivasi yang tinggi dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Harapan tersebut ternyata belum nampak pada siswa kelas 1, 2, 3 SDN DRINGO. Dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial para
siswa sepertinya kurang tertarik,
karena materi Ilmu Pengetahuan Sosial terlalu susah untuk dihafalkan dan
dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan.
Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan antara lain dengan tanya
jawab, lembaran tugas, membuat rangkuman dan mengerjakan LKS. Namun demikian
belum tampak hasilnya.
Untuk meningkatkan siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial perlu
kiranya dicoba menerapkan metode pembalajaran yang membuat siswa lebih tertarik
dan senang mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial. Metode pembelajaran
tersebut yaitu Metode Bermain Peran, karena dalam metode bermain peran
melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif serta psikomotor .
Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum SD 1994 bahwa pengajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di SD berfungsi
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar untuk memahami
kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari; (Depdikbud,
1994). Oleh karena itu dituntut memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang
memadai memiliki kompetensi dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan
peserta didik, mempunyai jiwa kreatif dan memilikii etos kerja serta komitmen
yang tinggi terhadap profesinya.
Melalui penerapan Bermain Peran siswa juga dapat menguji hubungan
personal dan perilaku sosial dan mengkritisi berbagai pandangan dan pelaku,
karakter peran.
Melalui penerapan metode yang
baik diharapkan terjadi peningkatan motivasi dan minat belajar siswa
khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas 1, 2, 3 SDN DRINGO. Berdasarkan pernyataan di atas perlu
kiranya di lakukan Penelitian metode
pembelajan apa yang digunakan guru kelas 1, 2, 3 di SDN DRINGO.
II. Tujuan
Penelitian
1. Mengetahui
kurikulum yang di gunakan di SDN DRINGO.
2. Mengetahui materi-materi
kelas 1, 2, 3 di SDN DRINGO.
3. Mengetahui
metode-metode pembelajaran yang di gunakan guru kelas 1, 2, 3 di SDN DRINGO
III. Hasil
Penelitian
SD yang saya kunjungi SD N DRINGO di daerah kecamatan Wonotunggal
kabupaten Batang provinsi Jawa Tengah yang Kepala Sekolahnya bernama ibu Woro
Budiarti SPd. SD tersebut terdapat 6 kelas, 1 ruang perpustakaan, dan 1 ruang
kantor, kemudian gurunya ada 8 orang yang terdiri dari 6 guru kelas, 1 guru
olahraga dan 1 guru agama. Kurikulum yang di gunakan di SD tersebut masih
menggunakan KTSP 2006.
Materi IPS di kelas 1
1.
Identitas Diri Keluarga, dan Kerabat
2.
Sikap Hidup Rukun
3.
Pengalaman
4.
Sikap Hidup Rukun dalam Keluarga
Metode pembelajaran IPS di kelas 1
1.
Ceramah
2.
Diskusi
3.
Tugas
4.
Demonstrasi/Peraga
5.
Tanya jawab
Materi IPS di kelas 2
1.
Dokumen dan Benda Berharga
2.
Kedudukan dan Peran Anggota di Keluarga
3.
Pengalaman Melaksanakan Peran dalam Keluarga
4.
Kerjasama di Lingkungan Tetangga
Metode pembelajaran IPS di kelas 2
1.
Ceramah
2.
Kerja Kelompok
3.
Media Permainan, Alat Peraga, Gambar
4.
Evaluasi
Materi IPS di kelas 3
1.
Lingkungan Alam dan Buatan
2.
Kerjasama
3.
Jenis jenis Pekerjaan
4.
Kegaiatan Jual Beli
5.
Uang
Metode pembelajaran IPS di kelas 3
1.
Ceramah
2.
Diskusi
3.
Tugas
4.
Tanya Jawab
5.
Kerja Kelompok
III. Kesimpulan
Dari data yang saya dapat di kelas 1, 2, 3 di SD N DRINGO guru gurunya
menggunakan metode pembelajaran yang hampir sama, yaitu dengan cara ceramah,
diskusi, tugas, dan kerja kelompok. Tapi ada perbedaan di metode pembelajaran
di kelas 2, yaitu ada metode media permainan, gambar, dan peraga. Setelah saya
amati mengapa metode media permainan, gambar, dan peraga hanya ada di kelas 2?
Dikarenakan guru kelas, di kelas 2 itu masih muda, dan guru guru di kelas 1 dan
3 itu guru kelasnya sudah tua.
Jadi, metode pembelajaran yang ada di SD tersebut terutama yang guru
gurunya sudah tua mereka menggunakan metode yang monoton, seperi ceramah, guru
hanya menyampaikan materi tanpa memikirkan apakah anak anak didiknya senang
dengan cara atau metode tersebut, atau paham dengan materi yang di sampaikan,
yang penting mereka sudah menyampaikan materi yang sudah ada atau yang sudah di
tentukan. Berbeda dengan guru kelas yang
masih muda, yang lebih senang menyampaikan metode pembelajarannya dengan metode
media, seperti permainan, gambar, peraga, bernyanyi, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar