MAKALAH
KESALAHAN BERBAHASA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian
Bahasa Indonesia
Dosen
pengampu : Drs. Suwandi, M.Pd.
Disusun
oleh :
Abdul Aziz (1401415322)
Rombel 012
PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015/2016
PRAKARTA
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, kami
mengucapkan terimakasih kepada Dosen
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Tak lupa pula ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah banyak membantu, memberikan saran serta pertimbangan dalam penyusunan
makalah ini sehingga kami dapat meyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Seperti pepatah mengatakan tak ada
gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Tegal,
5 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................
i
PRAKARTA
............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................. iii
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan
Rumusan Masalah...................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kesalahan Berbahasa........................................... 3
B. Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar ............................... 4
C. Kategori
Kesalahan Berbahasa.............................................. 5
D. Sumber
Kesalahan Berbahasa................................................ 7
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan
............................................................................... 10
B. Saran
..................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa
merupakan salah satu milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan
dan gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada
kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Salah satu kegiatan manusia
yang setiap hari dilakukan adalah berkomunikasi.
Dalam
berkomunikasi, bahasa memiliki peranan penting untuk menyampaikan berita.Untuk
menyampaikan berita (pesan, amanat, ide, dan pikiran) dibutuhkan bahasa yang
singkat, jelas, dan padat. Fungsinya adalah agar segala sesuatu yang
disampaikan mudah dimengerti. Namun, dalam menggunakan bahasa tersebut masyarakat
masih belum berbahasa sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dengan
makalah Kesalahan Berbahasaini, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa
indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa
Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang
benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam
kebahasaan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Kesalahan Berbahasa?
2. Bagaimanakah
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar?
3. Apa
saja Kategori Kesalahan Berbahasa?
4. Apa
saja Sumber Kesalahan Berbahasa?
C.
Tujuan
Masalah
1. Menjelaskan
tentang pengertian Kesalahan Berbahasa
2. Menjelaskan
tentang Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
3. Menjelaskan
tentang Kategori Kesalahan Berbahasa
4. Menjelaskan
tentang Sumber Kesalahan Berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kesalahan Berbahasa
Kesalahan
berbahasa itu bisa terjadi disebabkan oleh kemampuan pemahaman siswa atau
pembelajar bahasa. Artinya, siswa memang belum memahami sistem bahasa yang
digunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara sistematis. Kesalahan jenis ini
dapat berlangsung lama bila tidak diperbaiki. Perbaikannya biasanya dilakukan
oleh guru. Misalnya, melalui pengajaran remidial, pelatihan, praktik, dan
sebagainya. Kadangkala sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan gambaran
terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajari. Bila tahap
pemahaman siswa akan sistem bahasa yang dipelajari ternyata kurang, kesalahan
akan sering terjadi. Kesalahan akan berkurang bila tahap pemahamannya semakin
baik. Pengertian Kealahan Berbahasa menurut para ahli
a. Crystal
(dalam Pateda,1989:32), analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk
mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara
sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa
kedua atau bahasa asing dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur
berdasarkan linguistik.
b. Tarigan
(1990:68), analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang
digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan
data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan
kesalahan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan
penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu.
c. Corder, kesalahan berbahasa adalah
pelanggaran terhadap kode bahasa (breanchas of code). Pelanggaran
terhadap kode ini bukanlah hal yang bersifat fisik semata-mata, melainkan
merupakan tanda akan kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap
kode.
Berdasarkan berbagai pendapat
tentang pengertian kesalahan berbahasa dapat disimpulkan bahwa kesalahan
berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi kata,
kalimat, paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku,
serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana
dinyatakan dalam buku “Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan”.
2.2 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
2.2.1
Bahasa Indonesia yang Baik
Bahasa
Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti
di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola
hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu
terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi, seperti dalam kuliah, dalam seminar,
dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa
Indonesia yang resmi, yang selalu memperhatikan norma bahasa.
2.2.2 Bahasa Indonesia yang
Benar
Bahasa
Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
kaidah atau aturan bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu
meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat,
kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika ejaan digunakan
dengan cermat, kaidah pembentukan kata diperhatikan dengan saksama, dan
penataan penalaran ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia
dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati,
pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar.
2.2.3
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku. Pemakaian lafal daerah, seperti lafal bahasa Jawa,
Sunda, Bali, dan Batak dalam berbahasa Indonesia pada situasi resmi sebaiknya
dikurangi. Kata memuaskan yang diucapkan memuasken bukanlah lafal
bahasa Indonesia.
2.3 Kategori
Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa dapat terjadi
dalam setiap tataran linguistik(kebahasaan). Ada kesalahan yang terjadi dalam
fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan semantik. Kesalahan berbahasa dapat
disebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa pertama(B1) terhadap bahasa
kedua(B2). Kesalahan berbahasa yang paling umum terjadi akibat penyimpangan
kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) bahasa
pertama(B1) dengan bahasa kedua(B2). Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya
transfer negatif atau intervensi B1 pada B2. Dalam pengajar bahasa,
kesalahan berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya: kurikulum,
guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar, serta cara pengajar bahasa yang kurang
tepat(tarigan,1997).
Taksonomi kesalahan berbahasa itu,
menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut.
2.3.1 Taksonomi kategori linguistik
membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan konsisten bahasa.
Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan
menjadi:
a. Kesalahan tataran fonologi
b. Kesalahan tataran morfologi dan
sintaksis
c. Kesalahan tataran semantik dan kata
d. Kesalahan tataran wacana;
Berdasarkan konsisten bahasa, kesalahan terjadi pada tataran
pengunaan unsur-unsur bahasa ketika dihubungkan dengan unsur bahasa lain dalam
satu bahasa. Misalnya frase dan klausa dalam tataran sintaksis atu
morfem-morfem gramatikal dalam tataran morfologi.
2.3.2 Taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan kepada
penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran bahasa
kedua(B2). Pendeskripsian kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan atau
dihubungkan dengan proses konigtif pada saat anak (siswa) memproduksi
(merekonstruksi) bahasanya.
Dalam kategori strategi performasi,
tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4(empat) kesalahan. Berikut
adalah keempat kesalahan kategori strategi performasi:
a. Penanggalan (omission), penutur
bahasa menanggalkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam
suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau
kalimat.
b. Penambahan (addition), penutur
bahasa menambahkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan
dalam satu frase atau kalimat.
c. Kesalahan bentukan (misfromation),
penutur membentuk suatu frase atau kalimat yang tidak sesuai kaidah
bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase atau kalimat menjadi salah
(penyimpangan) kaidah bahasa.
d. Kesalahan urutan (misordering),
penutur menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi
frase atau kalimat di laur kaidah bahasa itu. Akibatnya frase atau kalimat itu
menyimpang dari kaidah bahasa.
2.3.2 Taksonomi komparatif, kesalahan
dibedakan menjadi 3(tiga) tataran kesalahan yaitu :
a. Kesalahan interingual disebut juga
kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh
bahsa pertama(B1) terhadap bahasa kedua.
b. Kesalahan intralingual adalah
kesalahan akibat perkembangan kesalahan berbahasa bersumber dari penguasaan
bahasa kedua (B2) yang belum memadai. Kesalahan ambigu adalah kesalahan berbahasa
yang merefleksikan kesalahan interingual dan intralingual. Kesalahan ini
diakibatkan kesalahan interlingual dan intralingual.
c. Kesalahan unik adalah kesalahan
bahasa yang tidak dapat dideskripsikan berdasarkan tataran kesalahan
interlingual dan intralingual. Kesalahan ini tidak dapat dilacak dari B1 maupun
B2. Misalnya: anak kecil yang mulai belajar berbicara dalam satu bahasa, tidak
sedikit tuturan (kata frase atau kailmat) yang tidak dapat dijelaskan dari B1
maupun B2.
2.3.4 Taksonomi kategori efek komunikasi ,
kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi :
a. Kesalahan lokal adalah kesalahan
konstruksi kalimat yang ditanggalkan (dihilangkan) salah satu unsurnya.
Akibatnya proses komunikasi terganggu. Misalnya : penutur menggunakan kalimat
atau tuturan janggal atau “nyeleneh” saat berkomunikasi.
b. Kesalahan bahasa global adalah
tataran kesalahan bahasa yang menyebabkan seluruh tututran atau isi yang
dipesankan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, menjadi tidak dapat
dipahami. Akibat frase ataupun kalimat yang digunakan oleh penutur berada
diluar kaidah bahasa manapun baik B1 maupun B2.
Dalam konteks ini
sumber kesalahan itu adalah pergunakanlah bahasa indonesia yang baik dan benar
kemudian dihubungkan dengan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah, itulah
sumber yang utama untuk analisis kesalahan bahasa dalam sajian ini.
Penyimpangan bahasa yang diukur berada pada tataran (wilayah) fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik dan wacana yang dihubungkan dengan faktor-faktor
penentu dalam komunikasi.
2.4.1 Analisis
Kesalahan Fonologi
Fonologi merupakan
salah satu cabang dalam ilmu bahasa yang membahas bunyi bahasa yang digunakan
dalam proses berkomunikasi dengan orang lain. Bunyi bahasa yang dimaksud
meliputi bunyi vokal, seperti: a, i, u, e, o, e, bunyi konsonan seperti: k, l,
m, dan sebagainya, dan bunyi diftong seperti: au, o, dan ai.
Kaitannya dengan
analisis kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, Tarigan dan
Suliastianingsih (1998) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa dalam bidang
fonologi meliputi perubahan pengucapan fonem, penghilangan fonem, penambahan
fonem, dan perubahan bunyi diftong menjadi bunyi tunggal atau fonem tunggal.
2.4.2 Analisis Kesalahan Morfologi
Morfologi
adalah ilmu bahasa yang mebicarakan morfem dan bagaimana morfem itu dibentuk
menjadi sebuah kata”. Morfem terbagi atas tiga macam yaitu morfem bebas seperti
makan, minum, dan lain-lain, morfem terikat seperti ber-ber, -kan, dan
lain sebagainya, morfem unik, misalnya juang, tawa, dan sebagainya.
Kaitannya
dengan keperluan analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi, menurut
Badudu (1982), Tarigan dan Sulistyaningsih (1979) terbagi atas tiga kelompok
yaitu :
a.
Kesalahan Bidang Afiksasi
b.
Kesalahan morfologi
segi reduplikasi
c.
Kesalahan Morfologi segi proses pemajemukan
2.4.3 Analisis Kesalahan Sintaksis
Sintaksis
adalah salah satu cabang dari tatabahasa yang membicarakan struktur kalimat,
klausa, dan frasa. Frasa adalah satuan tatabahasa yang tidak melampaui batas
fungsi subjek atau predikat (Ramlan, 1978). Klausa adalah satuan bentuk
linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat. Sedangkan kalimat merupakan
satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final dan secara aktual dan potensial terdiri dari klausa, misalnya saya
makan nasi.
Kaitannya
dengan hal tersebut, Tarigan dan Sulistyaningsih (1979) dan Semi (1990)
mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis meliputi:
kesalahan frasa, kesalahan klausa, dan kesalahan kalimat.
2.4.4 Analisis Kesalahan Semantik
Semantik
adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang menyelidiki seluk beluk makna suatu
kata dan perkembangan maknanya secara berkesinambungan .
Sehubungan
dengan analisis kesalahan berbahasa yang berkaitan dengan bidang semantik,
Badudu (1982) Tarigan dan Sulistyaningsih (1979) mengemukakan kesalahan
berbahasa yang mungkin terjadi di bidang semantik, adalah seperti berikut.
a. Adanya
penerapan gejala hiperkoret
Gejala hiperkoret
adalah suatu bentuk yang sudah betul lalu dibetul-betulkan ahli akhirnya
menjadi salah. Misalnya:
a) /sy/ diganti dengan /s/ atau sebaliknya
Syarat dijadikan sarat ’
atau sebaliknya, padahal kedua kata itu masing-masing mempunyai arti yang
berbeda. Syarat ‘ketentuan/aturan’ sarat ‘penuh’.
Contoh dalam kalimat:
-
Kita harus mengikuti
syarat itu.
-
Perahu itu sarat muatan.
Syah dijadikan sah atau
sebaliknya, padahal kedua kata tersebut masing-masing mempunyai makna yang
berbeda. Syah ‘raja’ sedangkan sah ’sesuai dengan aturan’. Jadi,
tak dapat dipertukarkan penggunaannya, contoh:
-
Tahun depan akan
dinobatkan sebagai Syah Iran.
-
Belum sah sebagai
mahasiswa S1.
b) /E/
diganti /e/
Kata dekan diganti
menjadi dEkan, padahal kedua kata itu berbeda maknanya, dEkan ‘pimpinan
fakultas’, sedang dekan ‘ulat’.
-
Adikku menjadi dEkan
FIP UNM.
-
Pepaya itu banyak
dekannya.
b. Gejala
pleonasme
Yang dimaksudkan
gejalan pleonasme adalah suatu penggunaan unsur-unsur bahasa secara
berlebihan, misalnya,
-
Lukisanmu sangat indah
sekali
seharusnya
Lukisanmu sangat indah atau indah sekali
-
Dia bekerja demi untuk
keluarganya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Kesalahan berbahasa Indonesia adalah
pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi kata, kalimat, paragraf yang
menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan
tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku “Ejaan
Bahasa Indonesia yang disempurnakan”.
Kesalahan
berbahasa yang relatif dilakukan dalam proses berkomunikasi dengan orang lain,
antara lain dapat disebabkan dari segi fonologi dan morfologi. Kesalahan dalam
bidang morfologi relative dalam bentuk afiksasi, proses reduplikasi, dan proses
pemajemukan.
Kesalahan
yang relatif sering terjadi dalam bidang sintaksis adalah sebagai berikut.
1. Dalam
segi frasa,
2. Dalam
segi klausa,
3. Dari
segi kalimat,
Adapun
kesalahan dalam bidang semantik disebabkan pertama adanya adanya
penerapan gejala hiperkoret dalam penyusunan kalimat seperti penggantian /E/
menjadi /e/, penggantian fonem /sy/ menjadi /s/, kedua adanya
penerapan gejala pleonasme dalam penyusunan kalimat.
3.2
Saran
Untuk
meminimalkan kesalahan berbahasa dalam karangan, hal-hal yang dapat dilakukan
guru, siswa, maupun sekolah antara lain :
1.
Siswa hendaknya
memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasanya, aktif bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan, dan sering berlatih menulis.
2.
Guru hendaknya
memberikan pengetahuan tentang kaidah bahasa kepada siswa di setiap proses
pembelajaran menulis, menggunakan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis,
dan senantiasa memperluas kosa kata dan memberi contoh terkait dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun
tertulis.
3.
Pihak sekolah hendaknya
berkenan melengkapi sumber pustaka terkait yang memadai seperti buku-buku
seputar karang-mengarang, EYD, media massa, dan sebagainya. Selain itu, pihak
sekolah dalam setiap menerbitkan pengumuman maupun surat-surat lain di sekolah
sebaiknya juga tetap menerapkan dan memperhatikan penulisan yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa pihak sekolah pun juga
bertanggung jawab terhadap pembinaan bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana,Leo Indra dkk.2001.Analisis Kesalahan
Berbahasa.Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 1988.Pengajaran Pemerolehan Bahasa.
Bandung.Angkasa
Samsuri.1983. Analisis Bahasa.
Jakarta: Erlangga.
Supriyadi. 1986. Analisis Kesalahan
Berbahasa. Jakarta: Karunika.
Alwi, Hasan, dkk. 1996. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Poerwodarminto, W J S. 1876. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur
Berpikir dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudaryanto. 1993. Metode Linguistik.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar