E. METODE
PENELITIAN
Pada
bagian metodologi penelitian akan dibahas mengenai (1) desain penelitian, (2)
waktu dan tempat, (3) populasi dan sampel, (4) variabel penelitian, (5)
definisi operasional, (6) jenis data penelitian, (7) teknik pengumpulan data,
(8) instrumen penelitian, (9) teknik analisis data. Pembahasan selengkapnya
adalah sebagai berikut:
1. Desain
Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
karena gejala-gejala hasil pengamatan dikonversikan ke dalam angka-angka yang
dianalisis dengan menggunakan statistik. Penelitian ini termasuk penelitian
jenis ex-post facto. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post
facto karena penelitian ini mengungkapkan data atau kejadian yang telah ada
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut tanpa
adanya manipulasi variabel yang diteliti. Kerlinger (1986) dalam Sukardi (2016:165)
menjelaskan penelitian ex-post facto merupakan penelitian di mana
variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan
variabel terikat dalam suatu penelitian.
Penelitian ini menggunakan model analisis regresi
ganda. Riduwan (2013:155) menjelaskan analisis regresi ganda adalah suatu alat
analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap
variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau
hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel
terikat. Model analisis regresi ganda dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
variabel-variabel yang di teliti memiliki hubungan sebab-akibat (kausal) atara
satu variabel bebas X1 dengan dua variabel terikat Y1 dan Y2.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada
tidaknya pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas
V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
2. Waktu
dan Tempat
a. Waktu
Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Mei 2018.
b. Tempat
Penelitian
Tempat
Pelaksanaan penelitian ini adalah SD Negeri se-Gugus Pattimura Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal yang berjumlah 9 sekolah dasar, yaitu SDN Cangkring 1, SDN
Cangkring 2, SDN Dawuhan, SDN Dukuh Malang, SDN Langgen, SDN Pesayangan 01, SDN
Pesayangan 02, SDN Tegal Wangi 01, dan SDN Tegal Wangi 02.
3. Populasi
dan Sampel
a. Populasi
Arikunto (2010:173) mendefinisikan
bahwa “populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Menurut Sugiyono (2016:119),
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dapat disimpulkan populasi
merupakan keseluruhan subjek dengan karakteristik tertentu yang berada di suatu
wilayah yang akan dijadikan objek suatu penelitian.
b. Sampel
Sugiyono
(2015:120) menjelaskan, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tertentu. Arikunto (2010:174) menjelaskan, sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin
menjadikan semua populasi sebagai subjek penelitian maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability
sampling dengan jenis simple random sampling. Teknik ini digunakan
dengan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan
strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono 2015:122).
Peneliti
mengambil sampel secara acak dan memberikan peluang yang sama bagi setiap
populasi untuk menjadi sampel serta tidak memerhatikan strata (tingkatan). Oleh
karena itu, untuk memeroleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari
setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan
banyaknya subjek dari masing-masing strata atau wilayah.
Pengambilan
jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan taraf
kesalahan 5% (Thoifah 2015:18). Berikut ini merupakan rumus Slovin yang
digunakan untuk menghitung sampel, yaitu:
n = N
1
+ N (e)²
Keterangan:
N = Ukuran
populasi
n = ukuran
sampel
e = margin of error, yaitu kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel, sebesar 5%.
Penerapan rumus Slovin
dalam penelitian ini untuk menghitung sampel dengan jumlah populasi sebesar 270
siswa adalah sebagai berikut:
n = 283
1+ 283 (0,05)²
n = 165,8
Menurut Sugiyono
(2014:133), pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terdapat koma)
sebaiknya dibulatkan. Sehingga dalam penelitian ini sampel yang diambil
sebanyak 166 siswa.
Cara pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan sampel proporsi atau proportional sampling karena populasi di
setiap sekolah berbeda. Arikunto (2010:182) menjelaskan, teknik pengambilan
sampel proporsi dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel
berstrata atau sampel wilayah. Ada kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada
setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memeroleh sampel yang
representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah
ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau
wilayah. Pengambilan sampel menggunakan rumus proporsional random sampling menurut Sugiyono (1999) dalam Riduwan
(2013:66), yaitu:
n1 = N1 x n
N
Keterangan:
n1 =
jumlah sampel menurut stratum
n =
jumlah sampel seluruhnya
N1 =
jumlah populasi menurut stratum
N =
jumlah populasi seluruhnya
.
4. Variabel
Penelitian
Sugiyono
(2015:63) menjelaskan, variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut
Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2015:60) menjelaskan, variabel adalah
atribut objek yang memunyai berbagai variasi.
Berdasarkan
definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah
karakteristik dari suatu objek atau sumber data yang telah ditetapkan untuk
dipelajari dan ditarik simpulannya. Variabel dapat memberikan bermacam-macam
nilai atau kategori pada sekelompok sumber data. Variabel dalam penelitian ex
post facto ini terdiri dari variabel terikat (dependen) dan variabel bebas
(independen).
a. Variabel
Independen
Variabel
independen disebut juga variabel bebas. Sugiyono (2015:64) menjelaskan,
variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat.
b. Variabel
Dependen
Variabel
dependen disebut juga variabel terikat. Sugiyono (2015:64) menjelaskan,
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.
5. Definisi
Operasional
Definisi operasional adalah definisi
yang didasarkan atas karakteristik variabel yang diamati pada suatu penelitian.
Bagian ini mencakup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan
penjelasan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
menyamakan pendapat antara peneliti dan pembaca terhadap variabel penelitian.
Pembatasan ruang lingkup baik variabel bebas maupun terikat dijelaskan secara
spesifik pada bagian definisi operasional ini.
a. Variabel
Motivasi Belajar
Motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu memunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi, siswa
akan giat belajar jika ia memunyai motivasi untuk belajar.
Penelitian
ini berfokus pada motivasi intrinsik yaitu faktor motivasi yang berasal dari
dalam diri siswa itu sendiri. Maka dari itu, indikator dalam penelitian ini berfokus
pada: a) adanya hasrat dan keinginan berhasil; b) adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar; c) adanya harapan dan cita-cita masa depan.
b. Variabel
Hasil belajar
Hasil
belajar PKn adalah nilai yang dicapai dari hasil tes hasil belajar setelah mengikuti
kegiatan belajar pada mata
pelajaran PKn yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor yang diperoleh dari hasil tes atau evaluasi. Data hasil belajar siswa
kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
6.
Jenis
Data dan Sumber Data
“Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun
angka” (Arikunto 2010:161). Peneliti mengumpulkan data penelitian dari sumber
dan jenis data penelitian. Menurut
Arikunto (2010:172), “Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh”. Pada bagian ini akan
dijelaskan tentang jenis dan sumber data penelitian. Uraiannya sebagai berikut:
a.
Jenis
Data
Penelitian akan
dilaksanakan dengan menggunakan ex post
facto, dengan pendekatan teknik kuantitatif. Data kuantitatif yang
dikumpulkan dalam penelitian ex post
facto ini adalah data skor hasil angket tentang kedisiplinan dan motivasi
belajar, serta data nilai PAS semester gasal siswa kelas IV tahun pelajaran
2017/2018 yang terdapat pada arsip dokumen nilai. Selain itu, peneliti juga
akan mengumpulkan data-data dokumen yang diperlukan dalam penelitian, yaitu:
1) Daftar
nama siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
2) Gambar
Pengisian angket oleh siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin
Kota Tegal.
b.
Sumber
Data
Sumber data
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru , siswa kelas V SD Gugus Dewi
Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Data yang diperoleh dari kepala sekolah
dan guru kelas IV, berupa data awal tentang hasil dan motivasi belajar di kelas
IV, serta data nilai PAS gasal kelas V tahun ajaran 2017/2018, yang diperoleh
melalui wawancara tidak terstruktur. Selain itu, data yang akan diambil dari
siswa, berupa data siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota
Tegal yang diperoleh melalui angket/kuesioner.
7. Teknik
Pengumpulan Data
Sugiyono (2015:308) menyatakan, “teknik pengumpulan
data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data”. Apabila tidak mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti
untuk memeroleh data tentang kedisiplinan; motivasi; dan hasil belajar, yaitu
observasi, angket atau kuisioner, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur.
Sugiyono (2015: 318) menyatakan “Wawancara tidak terstruktur adalah wawncara
yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Teknik wawancara
yang digunakan peneliti ini sebagai pengumpulan data awal sebelum penelitian
yaitu untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang terjadi di tempat
penelitian.
b. Angket/Kuesioner
Arikunto
(2010:194) menjelaskan, angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memeroleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Responden dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV, karena prinsip penulisan angket yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden, maka bahasa yang digunakan
dalam angket ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami, pertanyaan positif
negatif, pertanyaan tidak mendua, dan tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa.
Panjang pertanyaan dan urutan pertanyaan sesuai sehingga bisa dijawab oleh
siswa.
c. Dokumentasi
Sukardi
(2016:81) menjelaskan, dokumentasi merupakan teknik di mana peneliti
dimungkinkan memeroleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat
tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya. Sugiyono (2015:326) menyatakan,
dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Sementara itu, Arikunto (2010:201) menyatakan, bahwa dokumentasi berasal dari
kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis, seperti: buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan, catatan harian, dan sebagainya.
Berdasarkan
pengertian dokumentasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dokumentasi merupakan
barang-barang tertulis seperti buku-buku, data-data yang relevan, dan
sebagainya yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dokumen yang dibutuhkan
merupakan dokumen berupa arsip yang telah ada sebelum peneliti melakukan
penelitian. Dalam hal ini, dokumentasi yang digunakan adalah daftar nama dan hasil PAS siswa kelas V SD Gugus Dewi
Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
8. Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik serta
sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto 2010:203). Menurut Sugiyono (2015:148),
instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran. Instrumen
penelitian yang disiapkan harus sesuai dengan variabel penelitian yang akan
diteliti. Pemilihan instrumen penelitian juga harus disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang diigunakan. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, angket, dan dokumentasi.
Penjelasan masing-masing instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Pedoman
Wawancara Tidak Terstruktur
Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dalam wawancara tidak terstruktur ini, disusun oleh peneliti
secara bebas sesuai keadaan saat melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan
guru siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.Januari
2018.
b.
Angket
Penelitian ini menggunakan
instrumen angket atau kuisioner. Angket ditujukan kepada siswa kelas IV SD
Negeri se-Gugus Pattimura Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Instrumen
penelitian ini digunakan untuk mengukur variabel kedisiplinan, dan motivasi
belajar siswa. Angket disusun secara tertutup dengan skala Likert yang telah dimodifikasi menjadi empat jawaban, yakni:
selalu/sangat setuju, sering/setuju, kadang-kadang/kurang setuju, dan tidak
pernah/ tidak setuju. Menurut Sugiyono (2015: 136), “Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial”. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.
9.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
Instrumen
yang dibuat perlu diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum diberikan kepada
responden. Uji instrumen dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas
agar instrumen yang dibuat tepat digunakan untuk mengukur variabel. Instrumen
yang tepat akan menghasilkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Penjelasan uji validitas dan reliabilitas yang digunakan untuk menguji
instrumen adalah sebagai berikut:
a. Uji
Validitas
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen (Arikunto
2010:211). Sugiyono (2015:168), menjelaskan instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas angket dapat diketahui
dengan melakukan uji coba pada angket yang telah dibuat. Namun demikian,
sebelum angket diuji cobakan, angket yang telah dibuat harus melalui uji validitas konstruk (construct validity). Sugiyono (2015:172) menyatakan bahwa “untuk
menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment expert)”. Ahli yang menguji
validitas konstruk pada penelitian ini yaitu Dr. Kurotul Aeni, S.Pd., M.Pd. sebagai
dosen pembimbing dan Sri Utami P.H, S.Pd., M.Pd. sebagai pengawas Gugus
Pattimura Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Uji dilakukan oleh para ahli dengan
melihat kesesuaian antara instrumen penelitian dengan aspek-aspek yang akan
diukur berdasarkan teori yang digunakan.
Skor
item pada masing-masing data hasil uji coba selanjutnya dianalisis dan
dikorelasikan dengan skor total menggunakan corrected Item- Total Corelation.
Penghitungan dapat dilakukan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 21. Teknik
pengujian ini menggunakan menu analyze → scale → reliability analysis, masukkan semua item ke kotak items → klik statistic → pada
kotak dialog descriptives for klik
scale if item detected → continue →
ok. Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi 5%, adalah sebagai
berikut: jika nilai rhitung ≥ rtabel, maka butir
pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung
< rtabel, maka butir pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner
dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010:91).
b. Uji
Reliabilitas
Sugiyono (2015:168),
menjelaskan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Arikunto (2010:221) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (Arikunto 2010:239) sebagai
berikut:
Keterangan:
r11 =
Nilai reliabilitas
k =
Jumlah item
∑St =
Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
Perhitungan uji reliabilitas angket disiplin belajar
menggunakan program SPSS versi 21. Langkah-langkah uji reliabilitas yaitu pilih
Analyze – Scale – Reliability Analysis.
Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai pada tabel reability
statistic pada Cronbach’s Alpha. Sebelum melakukan perhitungan
dengan menu tersebut, data yang dimasukkan hanya data item yang valid. Sugiyono
(2015:184) menyatakan “instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien
reliabilitas minimal 0,6”. Sementara Riduwan (2013:118) menyatakan kriteria
pengambilan keputusan yaitu jika rhitung > rtabel berarti
instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel berarti
instrumen tidak reliabel.
10.
Teknik Analisis Data
Sukardi
(2016:86) menjelaskan, kegiatan analisis data dalam suatu proses penelitian
umumnya dapat dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu mendeskripsikan data dan
melakukan uji statistika (inferensi). Jadi, setelah data diperoleh, kegiatan
selanjutnya adalah mengolah data. Bagian dari teknik analisis data meliputi
deskriptif data, uji prasyarat analisis dan analisis akhir (pengujian
hipotesis). Adapun penjelasan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.
Analisis Deskripsi Data
Analisis
data adalah proses menyusun data secara sistematis dan mengorganisasikan data tersebut ke dalam kategori untuk selanjutnya dibuat
sebuah simpulan (Sugiyono 2015:199). Berikut disajikan deskripsi data baik
variabel bebas yang berupa kedisiplinan dan motivasi belajar serta variabel
terikat yaitu hasil belajar PKn siswa kelas IV.
1) Deskriptif data variabel bebas
Penelitian
ini terdapat dua variabel bebas, yaitu kedisiplinan (X1) dan
motivasi belajar (X2). Proses pengambilan data menggunakan angket
atau kuesioner. Sasaran angket dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri se-Gugus Pattimura Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Analisis
deskriptif variabel kedisiplinan dan motivasi belajar dilakukan dengan analisis
indeks. Analisis indeks digunakan untuk mengetahui persepsi umum responden
mengenai sebuah variabel yang diteliti. Jika instrumen menggunakan skala
jawaban 4, maka nilai indeks dihitung dengan rumus:
Nilai indeks = ((%F1x1) + (%F2x2) +
(%F3x3) + (%F4x4)) / 4
Keterangan:
F1 =
Frekuensi responden yang menjawab 1
F2 =
Frekuensi responden yang menjawab 2
F3 =
Frekuensi responden yang menjawab 3
F4 =
Frekuensi responden yang menjawab 4
(Ferdinand 2014:231)
Angket
yang dibagikan berisi pernyataan-pernyataan mengenai kedisiplinan dan motivasi
belajar siswa. Alternatif jawaban dalam angket penelitian ini terdiri dari
empat jawaban yaitu “selalu” yang diberi skor 4, “sering” diberi skor 3, “kadang-kadang”
diberi skor 2, dan “tidak pernah” diberi skor 1 pada item pernyataan positif
dan berlaku sebaliknya pada item pertanyaan negatif. Oleh karena itu, jawaban
tidak berangkat dari angka 0 (nol) tetapi dari 1 hingga 4. Ferdinand (2014:231)menyatakan
bahwa angket dengan jawaban yang tida dimulai dari angka 0(nol), maka angka
indeks yang dihasilkan dimulai dari angka 10 sampai 100. Apabila indeks yang
dimulai dari 10 sampai 100 memiliki rentang angka sebanyak 90, maka berdasarkan
aturan Three Box Method, rentang tersebut dibagi dalam tiga kotak angka
indeks yang ditafsirkan pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10 Kriteria Nilai Indeks
Presentase
rata-rata
|
Kategori
|
10,00
– 40,00
|
Rendah
|
41,00
– 70,00
|
Sedang
|
71,00
– 100,00
|
Tinggi
|
Perhitungan analisis deskriptif dalam
variabel Kedisiplinan dan motivasi belajar dalam penelitian ini juga bisa
dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21 dengan langkah-langkah
perhitungannya yaitu klik Analyze- Deskriptif Statistic- Descriptives (Priyatno
2010:14).
2) Deskriptif data variabel terikat
Penelitian
ini terdapat satu variabel terikat yaitu hasil belajar siswa (Y). Proses
pengambilan data untuk hasil belajar dengan dokumentasi pada hasil PAS PKn
siswa kelas IV SD Negeri se-Gugus Pattimura Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk mengetahui
gambaran umum nilai PAS PKn siswa kelas IV SD
Negeri se-Gugus Pattimura Kecamatan Talang Kabupaten Tegal sesuai dengan
kriteria penilaian hasil belajar pada tabel 11 dari Widoyoko (2016:338).
Tabel 11 Kriteria Penilaian Hasil Belajar
Angka
100
|
Keterangan
|
81
– 100
|
Sangat
baik
|
61
– 80
|
Baik
|
41–
60
|
Cukup
|
21
– 40
|
Kurang
|
1
– 20
|
Sangat
kurang
|
Sumber:
Widoyoko (2016:338)
b.
Uji Prasyarat Analisis
1) Uji
Normalitas
Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan diuji berdistribusi
normal atau tidak (Priyatno 2013:12-13). Apabila data berdistribusi normal,
maka pengujian statistiknya menggunakan statistik parametris, sedangkan apabila
data berdistribusi tidak normal maka pengujian statistiknya menggunakan
statistik nonparametris. Pada penelitian ini menggunakan uji Lillifors.
Langkah-langkah yang digunakan menurut Priyatno (2013:13-15) adalah Analyze > Descriptive Statistics >
Explore. Kesimpulan normal atau tidaknya suatu data didasarkan pada prinsip
uji hipotesis yang berpatokan pada H0 dan Ha. Dalam hal ini Ho berbunyi distribusi data
sama dengan distribusi normal dan Ha berbunyi distribusi data tidak sama dengan
distribusi normal. Apabila nilai-p < α 0,05, maka H0 ditolak dan disimpulkan distribusi data
adalah tidak normal, sedangkan apabila nilai-p ≥ α 0,05, maka H0 gagal ditolak dan disimpulkan distribusi data
adalah normal (Priyatno 2013:17).
2) Uji
Linearitas
Uji linieritas
digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel memunyai hubungan yang linear
atau tidak secara signifikan (Priyatno 2010:73). Uji ini dilakukan dengan
mencari persamaan garis regresi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah klik Analyze > Compare Means > Means.
Uji linieritas menggunakan Test for
Linerity taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan program SPSS versi 21. Untuk mengetahui dua
variabel memunyai hubungan yang linier atau tidak, dapat dilihat pada output ANOVA
Table pada kolom Sig. Baris Linearity dan hasil perhitungan memunyai
nilai signifikansi < 0,05 (Priyatno 2010:74).
3) Uji
Multikolinieritas
“Uji multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antarvariabel independen dalam model regresi”
(Priyatno 2010:81). Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linear antarvariabel bebas dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas.
Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinieritas dengan melihat nilai Inflation
Factor (VIF) dengan bantuan
program software SPSS versi 21.
Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji multikolinieritas yaitu klik menu Analyze → Regression →Linear. Menurut
Santoso (2001) dalam Priyatno (2010:81), “pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel
tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya”.
4) Uji
Heteroskedastisitas
“Uji Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi” (Priyatno 2010:83).
Pada
penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan dengan menggunakan uji
Spearman’s Rho, yaitu mengorelasikan
nilai residual (Unstandardized Residual)
dengan masing-masing variabel independen. Langkah-langkah yang digunakan untuk
menguji heteroskedastisitas yaitu klik Analyze
→Correlate→Bivariate, kemudian akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlation. Klik variabel Unstandardized Residual dan masukkan ke
kotak Variables. Pada Correlation Coefficients hilangkan
tanda centang pada Pearson dan beri
tanda centang pada Spearman, lalu
klik OK. Jika signifikansi korelasi
kurang dari 0,05, maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno
2010:83-84).
c.
Analisis Akhir atau Pengujian
Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat digunakan jika data peneliti telah
dianalisis dan telah memenuhi uji prasyarat analisis. Pengujian hipotesis ini
menggunakan analisis sebagai berikut:
1) Analisis
bivariat/Korelasi Sederhana
Analisis bivariat adalah statistik yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto 2010:314).
Analisis bivariat ini juga biasa disebut untuk mencari koefisien korelasi
sederhana (r). Rumus yang digunakan yaitu korelasi product moment dari Karl
Pearson, yaitu: (Arikunto 2010:213)
Keterangan:
rxy
: koefisien korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
N
: jumlah subjek/responden
: jumlah skor
butir
: jumlah skor
total
: jumlah kuadrat variabel X
: jumlah
kuadrat variabel Y
: jumlah
perkalian antara skor butir dengan skor total
Penghitungan analisis
bivariat menggunakan SPSS versi 21, dengan langkah-langkah sebagai berikut: klik
Analyze→Correlate →Bivariate.
Masukkan variabel ke kotak Variables
lalu klik OK. Kekuatan
hubungan antara dua variabel yang dikorelasikan dapat dilihat berdasarkan
klasifikasi besarnya nilai r (Arikunto 2010:319). Berikut tabel 12 klasifikasi
besarnya nilai r:
Tabel 12 klasifikasi besar nilai r
Besarnya nilai r
|
Interpretasi
|
Antara 0,800
sampai dengan 1,00
|
Tinggi
|
Antara 0,600
sampai dengan 0,800
|
Cukup
|
Antara 0,400
sampai dengan 0,600
|
Agak rendah
|
Antara 0,200
sampai dengan 0,0400
|
Rendah
|
Antara 0,000
sampai dengan 0,200
|
Sangat rendah
(tak berkorelasi)
|
2) Analisis
Regresi sederhana
Riduwan
(2015:244), menjelaskan kegunaan uji regresi sederhana adalah untuk meramalkan
(memrediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi
sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau
hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y). Persamaan regresi sederhana dirumuskan
menurut Sugiyono (2015:247) sebagai berikut:
Y’
= α + bX
|
Keterangan:
Y’ = Nilai yang diprediksikan
α = Konstanta atau bila harga X = 0
b =
Koefisien regresi
Penghitungan
analisis regresi sederhana dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21.
Langkah-langkah penghitungan analisis regresi sederhana yaitu pilih menu Analyze → Regression → Linier (Priyatno 2010:57). Masukkan variabel
kedisiplinan dan motivasi ke kotak Independent dan variabel hasil belajar PKn
ke kotak Dependent, kemudian klik OK. Dasar pengambilan keputusan uji
hipotesis, yaitu: jika Sig> 0,05
maka H0 diterima. Namun, jika Sig<
0,05 maka H0 ditolak.
3) Korelasi
Ganda (R)
Mencari koefisien korelasi ganda antara variabel bebas (X1
dan X2) secara bersama-sama dengan variabel terikat (Y) adalah sebagai berikut:
(Sugiyono 2015:252)
Keterangan:
RyX1X2 : korelasi antara
variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel
Y
ry X1 :
korelasi product moment antara X1 dengan Y
ry X2 :
korelasi product moment antara X2 dengan Y
r X1 X2 : korelasi product moment antara X1 dengan
X2
Hasil analisis
korelasi ganda dilihat pada output Model
Summary dari hasil analisis regresi berganda. Korelasi berganda
dilambangkan (R). “Nilai R berkisar antara 0-1. Apabila nilai semakin mendekati
1, maka pengaruh atau hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya, apabila
nilai semakin mendekati 0, maka pengaruh atau hubungan yang terjadi semakin
lemah” (Priyatno 2010:65). Menurut Sugiyono
(2015:242), pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
dapat dilihat pada tabel 13 berikut
ini:
Tabel
13 Pedoman Konversi Analisis Korelasi Ganda
Interval
Koefisien
|
Tingkat
Hubungan
|
0,00 – 0,199
|
Sangat rendah
|
0,20 – 0,399
|
Rendah
|
0,40 – 0,599
|
Sedang
|
0,60 – 0,799
|
Kuat
|
0,80 –
1,000
|
Sangat kuat
|
Sumber:
Sugiyono (2015:242)
Pada tabel tersebut digunakan untuk mengetahui korelasi atau hubungan
tersebut signifikan atau tidak, perlu membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel.
4)
Analisis
Regresi Berganda
“Kegunaan
regresi berganda dalam penelitian adalah untuk meramalkan atau memrediksi nilai
variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) minimal dua atau lebih”
(Riduwan 2015:252). Regresi berganda dapat dianalisis karena didasari oleh
hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) antara dua variabel
bebas X1 dan X2 dengan satu variabel terikat Y. Persamaan
regresi ganda (Priyatno 2010: 61) dirumuskan:
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
+
|
Dimana:
Ŷ = Variabel terikat (nilai yang
diprediksikan) yaitu hasil belajar
X1,
X2 = Variabel bebas yaitu kedisiplinan
dan motivasi belajar
a, = Konstanta (nilai Y apabila X1
dan X2 = 0)
b1, b2 = Koefisien regresi (nilai
peningkatan/ pengurangan)
Penghitungan
analisis regresi linier berganda menggunakan program SPSS versi 21, dengan
langkah-langkah sebagai berikut: Analyze–Regression–Linier. Masukkan variabel kedisiplinan dan motivasi belajar ke kotak Independent (s) dan variabel hasil belajar pada kotak Dependent lalu klik OK (Priyatno 2010:63).
Hasil pengujian analisis regresi berganda dapat dilihat pada output Linear
Regression. Pengujian
hipotesis dilihat pada output ANOVA kolom sig. Jika sig > 0,05
maka H0 diterima. Namun, jika sig < 0,05 H0 ditolak.
5)
Koefisien
Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel
dependen (Priyatno 2013:56). Koefisien
determinasi dihitung dengan rumus 100r2 atau kuadrat dari koefisien
korelasi (Susongko 2014:221).
Untuk menghitung koefisien determinasi dengan program SPSS versi 21, adalah Analyze–Regression–Linier. Masukkan variabel kedisiplinan dan motivasi belajar ke kotak Independent(s) dan variabel hasil belajar pada
kotak Dependent lalu klik OK. Besar koefisien determinasi dilihat pada output Model Summary kolom R Square (Priyatno 2013:56). Analisis determinasi memiliki fungsi
untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independe secara
serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar
presentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak
ada sedikit pun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen atau terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen
yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel
dependen. Sebaliknya apabila R2 sama dengan 1, maka presentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sempurna atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variasi variabel dependen (Priyatno 2010:65).
6) Uji Koefisien Regresi secara Bersama-sama
(F)
Uji koefisien
regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk melakukan uji F
dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS
versi 21 yang dilihat pada tabel ANOVA
dari hasil analisis regresi linier
berganda, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze–Regression–Linier.
Masukkan variabel kedisiplinan dan motivasi
belajar ke kotak Independent (s)
dan variabel hasil belajar pada kotak Dependent
lalu klik OK (Priyatno 2010: 63). Dasar pengambilan keputusan Fhitung < Ftabel,
maka Ho diterima artinya pengaruh bersama antara variabel independen
secara keseluruhan terhadap variabel dependen tidak signifikan. Apabila Fhitung
> Ftabel, maka Ho ditolak artinya pengaruh bersama
antara variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen
signifikan (Priyatno 2010:67). Uji signifikansi menggunakan rumus sebagai
berikut
:
Keterangan:
R2 : koefisien determinasi
k : jumlah variabel
independen
n : jumlah anggota
sampel
F.
DAFTAR
PUSTAKA
Aunurrahman. 2013. Belajar
dan Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Mappeasse, Muh Yusuf. 2009. Pengaruh Cara
dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logig Controller (PLC)
Siswa Kelas XII
Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar. https:docs.googleusercontent.com/docs/securesc/ha0ro937gcuc7l7deffksulhg5h7mbp1/r0e18h56j1486hjv12uav0jp2kh7h47i/1455775200000/07387564322487384950/*/0B_xUvBIHrYIqUXZSVlQzRmpkM3c?e=download.
(Diakses 15 Mei 2018).
Rifa’i, Ahmad dan Catharina
Tri
Anni. 2012. Psikologi
Pendidikan.
Semarang: UNNES Press.
Sardiman. 2014.
Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono.
2014.
Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Wibowo,
Mungin Eddy, dkk. 2010. Panduan
Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
UNNES Press.
Yainuri, Ahmad. 2012. Pengaruh Kebiasaan
Belajar dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012. Naskah Publikasi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar